Kamis 26 Aug 2021 15:48 WIB

BMKG Jelaskan Ada Daerah yang Hujan dan Ada yang Kemarau

Sebagian wilayah, terutama selatan garis khatulistiwa, mengalami musim kemarau.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan masih ada wilayah yang mengalami hujan ketika sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau. (Foto: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati)
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan masih ada wilayah yang mengalami hujan ketika sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau. (Foto: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan masih ada wilayah yang mengalami hujan ketika sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau. BMKG mengatakan, fenomena ini terjadi karena Indonesia yang dipengaruhi oleh dua samudra dan dua benua.

Saat ini, sebagian wilayah, terutama selatan garis khatulistiwa, mengalami musim kemarau. Saat yang bersamaan, ada daerah di wilayah utara atau barat yang mengalami musim penghujan, bahkan banjir. 

Baca Juga

"Bencana kekeringan bisa terjadi di sebelah selatan khatulistiwa bersamaan dengan di sebelah utara serta barat wilayah Indonesia yang mengalami banjir bandang atau longsor. Kenapa itu bisa terjadi? Karena wilayah Indonesia adalah wilayah benua maritim yang iklimnya, cuacanya, musimnya sangat dipengaruhi oleh dua samudra besar, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia hingga dipengaruhi oleh Benua Australia dan Benua Asia," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati konferensi pers virtual BMKG, Kamis (26/8).

Selain itu, ia mengatakan, wilayah Indonesia sangat luas. Ia mengatakan, kondisi ini mengakibatkan kompleksitas dan perubahan yang dinamis di Tanah Air, tetapi tetap mengikuti siklus. 

 

Ia mengatakan, ada kalanya siklus terjadi musim kemarau, musim penghujan, bahkan siklus Madden-Julian Oscillation (MJO) dari Samudra Hindia. Bahkan, tak jarang kadang-kadang terjadi anomali iklim el nino dan la nina. 

"(Siklus) itu semua (bisa terjadi) saling silih berganti. Namun, akhir-akhir ini berbagai fenomena itu bisa terjadi bersamaan dan saling menguatkan," ujarnya.

Ia mengakui, kondisi siklus itulah yang mempengaruhi dinamika iklim musim dan cuaca di Indonesia yang dinamis. Ia menambahkan, jika pada masa lalu siklus ini bisa bergantian, tetapi saat ini ada kecenderungan bisa terjadi bersamaan. 

Kendati demikian, ia mengatakan, musim kemarau saat ini sesuai hasil prediksi BMKG. Saat ini, ia mengatakan, ada sebagian wilayah Indonesia yang mengalami puncak musim kemarau. Bahkan pada September mendatang,  BMKG memprediksi masih ada wilayah mengalami puncak musim kemarau tetapi ada juga wilayah yang terjadi banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement