Selasa 02 Feb 2021 08:32 WIB

Eks Bupati Purwakarta: Buzzer Bikin Kisruh Negeri

Banyak influencer dan buzzer yang muncul dalam dua kutub kekuatan.

Anggota DPR Fraksi Golkar Dedi Mulyadi.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Anggota DPR Fraksi Golkar Dedi Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk segera menertibkan kelompok buzzer maupun influencer di media sosial. Berkaca dari kasus kasus yang mencuat akibat celoteh buzzer dan influencer di media sosial yang dianggap sok agamis dan sok Pancasilais, anggota DPR Dedi Mulyadi meminta pemerintah serius menertibkan mereka.

"Ini harus segera ditertibkan kelompok-kelompok ini karena merekalah yang membuat kisruh negeri ini. Membuat ketidaknyamanan dan akhirnya menggerek orang menjadi dua kutub," ujar Dedi, kemarin.

Menurutnya, dua kelompok yang sering kali berseberangan ini juga berbahaya dalam pandangan secara luas. Sehingga, saat seorang buzzer atau influencer itu berulah, dua kelompok tersebut akan dicap gagal.

Pemerintah diminta menertibkan buzzer-influencer yang seperti itu. Sebab mereka sering kali menggunakan simbol-simbol kesucian, tetapi ucapannya kotor serta perilakunya tidak berbudaya. 

 

Menurut politikus Golkar ini, perilaku mereka tidak mencerminkan nilai yang dianut dan sering bebuat kisruh, sehingga berbahaya bagi keutuhan negara.

Eks bupati Purwakarta jni menilai, fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak influencer dan buzzer yang muncul dalam dua kutub kekuatan. Pertama yang mewakili diri sebagai representasi agama, lalu kutub kedua adalah mereka yang merepresentasikan diri pancasilais.

Di samping itu, ia mengimbau influencer atau buzzer agar lebih muncul mereprentasikan diri dengan pikiran dan gagasan. Bukan mengutip dan menafsirkan diri sebagai kelompok tertentu.

"Sehingga di Indonesia ini tidak boleh ada siapa pun yang merasa paling sok merepresentasikan diri dari sebuah nilai dasar yang sangat tinggi," ujar mantan bupati Purwakarta itu. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement