Kamis 04 Feb 2021 06:28 WIB

Menpora Ingin Bicarakan Nasib Kompetisi dengan Kapolri

Penyelenggaraan kompetisi olahraga nasional tergantung pada izin kepolisian.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Israr Itah
Menpora Zainudin Amali
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Menpora Zainudin Amali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali menyebut nasib penyelenggaraan kompetisi olahraga nasional tergantung pada izin kepolisian. Itu sebabnya Menpora ingin membicarakan perihal ini kepada Kapolri Listyo Sigit dalam waktu dekat.

Di tengah pandemi Covid-19, mayoritas kegiatan olahraga termasuk kompetisi terganggu. Banyak di antaranya yang harus membatalkan kontestasi di tengah jalan. 

Baca Juga

Zainudin mengatakan, pihaknya mendapat banyak masukan dari Komisi X DPR-RI tentang penyelenggaraan kompetisi atau turnamen di tengah pandemi. Ia pun mengajak penyelenggara kegiatan olahraga, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Kemenkes untuk duduk bersama membicarakan hal ini. 

"Supaya kompetisi bisa berjalan dengan protokol kesehatan. Kami hanya bisa mempersiapkan, tapi ujungnya izin keramaian dari pihak kepolisian. Untuk itu, saya akan berusaha bertemu satu atau dua hari ke depan untuk membicarakan ini dengan Pak Kapolri," kata Zainudin dalam webinar SIWO PWI bertajuk "Harapan Olahraga Indonesia di Tengah Pandemi" di Jakarta, Rabu (3/2). 

Zainudin memaklumi tugas Polri yang ikut membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19. Meski di satu sisi, ia tidak dapat memungkiri virus corona sangat berdampak pada kegiatan olahraga nasional. 

"Di awal (pandemi), car free day dihentikan, GBK ditutup, tidak ada kegiatan pelatnas. Cabor yang menggelar kompetisi secara profesional seperti Liga 1, Liga 2, IBL, dan Proliga berhenti," ujarnya. 

Menurut Zainudin, pandemi Covid-19 juga merusak ekonomi yang berputar di bidang olahraga. Ia menaksir kerugian untuk sepak bola saja mencapai Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun dalam setahun terakhir. 

"Dampak ekonominya cukup besar, bukan hanya berpengaruh pada atlet dan pelatih, tapi juga lingkungan yag tergantung pada kegiatan kompetisi itu. Bayangkan satu pertandingan olahraga ada atlet, pelatih, ada penjual minuman, tukang parkir. Dampaknya luar biasa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement