Senin 08 Feb 2021 10:16 WIB

Legislator Bersyukur BPOM Keluarkan Izin Vaksin untuk Lansia

Legislator PDIP mengatakan izin vaksin Sinovac untuk Lansia adalah kabar baik.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Rahmad Handoyo
Foto: dok istimewa
Rahmad Handoyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai keluarnya izin penggunaan vaksin Covid-19 produksi Sinovac untuk kelompok masyarakat lanjut usia (Lansia) oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merupakan kabar baik, dan harapan baru dalam upaya mengendalikan Covid-19. Untuk itu, ia meminta pemerintah menyiapkan dengan matang proses pelaksanaan vaksinasi bagi kelompok masyarakat lanjut usia (Lansia). 

"Agar berjalan lancar dengan melibatkan semua pihak dan mengerahkan nakes  yang ada serta relawan nakes yang belum bekerja untuk dioptimalkan dalam proses vaksinasi agar target dari pemerintah 15 bulan benar terealisasi proses vaksinasinya," kata Rahmad kepada Republika.co.id, Senin (8/2).

Baca Juga

Vaksinasi Covid-19 bagi kelompok masyarakat lanjut usia (Lansia) akan dimulai per hari ini, Senin (8/2). Politikus PDIP itu juga yakin, BPOM dalam mengeluarkan izin penggunanan vaksin untuk kelompok Lansia itu didasarkan atas data uji klinis baik. 

"Dari rilis yang disampaikan syukurlah terbukti efektif dan keamanan bagus serta efek samping juga sangat aman penggunanan vaksin untuk diatas 60 tahun," katanya menambahkan.

 

Rahmad juga mengingatkan perlunya screening yang ketat dalam pemberian vaksin kepada lansia. Harus dipastikan bahwa para lansia yang akan divaksin tidak memiliki penyakit bawaan (komorbid).

Baca juga : Remaja 18 Tahun Asal Malaysia Meninggal karena Covid-19

"Apalagi di kampung  yang jauh dari fasilitas kesehatan begitu mau di vaksin ternyata ada komorbid, mengingat sampai saat ini vaksin ini tidak diperuntukan yang ada komorbidnya," ujarnya lagi.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan di balik dimasukkannya lansia dalam kelompok prioritas vaksinasi Covid-19. Menurutnya, penyusunan urutan prioritas vaksinasi tetap didasarkan pada risiko penularan Covid-19. Nakes, ujarnya, dianggap paling berisiko lantaran tingkat paparannya yang tinggi terhadap pasien positif Covid-19.

Sementara lansia, Budi melanjutkan, juga dianggap berisko tinggi lantaran potensi perburukan kesehatan dan risiko kematian akibat Covid-19 yang tinggi. Budi membeberkan, porsi lansia di Indonesia yang terpapar Covid-19 hanya 10 persen. Namun, nyaris separuh atau 50 persen angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia disumbang oleh kelompok lansia.

"Kenapa orang tua, karena risiko mereka tinggi. Risiko untuk menjadi fatal kalau terkena Covid. Ini berbasis risiko. Kalau nakes risiko tinggi karena mereka sering danyak terekspos dengan virus, sedangkan lansia risiko tinggi karena kemungkinan fatalnya besar," kata Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement