Selasa 23 Feb 2021 10:37 WIB

Perpecahan Politik Dituding Picu Kematian Covid-19 AS Tinggi

AS mencatat lebih dari 500.000 kematian akibat Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pakar kesehatan menular Anthony Fauci menyebut Gedung Putih terlalu optimistis. Ilustrasi.
Foto: EPA
Pakar kesehatan menular Anthony Fauci menyebut Gedung Putih terlalu optimistis. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) dan penasihat kesehatan publik Presiden Joe Biden, Dr. Anthony Fauci mengatakan perpecahan politik berkontribusi tingginya angka kematian terkait Covid-19 di Negeri Paman Sam. Hal itu ia sampaikan saat kasus kematian terkait Covid-19 di AS tembus lebih dari 500 ribu.

Kantor berita Reuters mencatat hingga Senin (22/2) sore AS telah melaporkan 28 kasus infeksi dan 500.054 kematian terkait virus corona. Fauci mengatakan pandemi menyerang AS saat negara itu mengalami perpecahan politik sehingga memakai masker menjadi isu politik bukan kebijakan kesehatan.

Baca Juga

"Bahkan dalam situasi yang terbaik, hal ini akan menjadi masalah yang serius," kata Fauci yang juga menjabat sebagai direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Selasa (23/2).

Ia mencatat meski mengambil kebijakan yang ketat tapi negara lain seperti Jerman dan Inggris juga kesulitan mengatasi wabah. "Tetapi tidak menjelaskan bagaimana negara paling canggih dan kaya di dunia memiliki persentase kematian tertinggi dan menjadi negara paling terdampak di dunia, saya yakin itu harusnya tidak terjadi," ujarnya.  

Walaupun populasi AS hanya berkontribusi 4 persen dari total populasi dunia, tapi Negeri Paman Sam bertanggung jawab atas 20 persen kematian Covid-19 di seluruh dunia.

"Ini hal terburuk yang dapat terjadi pada negara ini sehubungan dalam kesehatan bangsa selama 100 tahun," kata Fauci.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement