Kamis 04 Mar 2021 23:53 WIB

LIPI Pelajari Potensi Tsunami dari Bencana Purba

LIPI menemukan tsunami di Indonesia terjadi kurang dari 10 menit setelah gempa.

tsunami/ilustrasi
tsunami/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan studi paleostsunami atau tsunami purba untuk mengetahui potensi bencana di suatu wilayah di Indonesia. Studi itu menjadi pelengkap studi geologi umum yang biasa digunakan.

"Salah satunya ada di Kulon Progo, di mana saat ini sudah ada bandara internasional yang baru diresmikan dan sedang berjalan sehingga kita harus melakukan sesuatu untuk melakukan mitigasi yang lebih baik terkait dengan tsunami di selatan Pulau Jawa," ujar Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko di Jakarta, Kamis (4/3).

Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepat pemetaan potensi bencana tsunami, maupun potensi tsunami raksasa yang ditemukan oleh LIPI. Ia mencontohkan seperti di wilayah selatan Pulau Jawa. Tri mengatakan, selama ini masyarakat berasumsi jeda waktu terjadinya tsunami rata-rata 15 menit setelah gempa terjadi. "Padahal ternyata tidak terjadi seperti itu," kata dia.

Malah, para peneliti Indonesia menemukan banyak kejadian tsunami berjarak kurang dari 10 menit seperti di Aceh, Kepulauan Mentawai, Selat Sunda, dan Palu. Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan untuk meminimalkan jumlah korban adalah sistem berbasis ponsel atau teknologi lainnya untuk menjangkau masyarakat di wilayah bencana dengan cepat.

Perlu juga diperhatikan adalah tata ruang wilayah, khususnya warga di daerah pesisir. "Kita juga harus melakukan pendidikan publik atas ancaman tsunami berbasis karakteristik yang sifatnya lokal. Tidak hanya yang sifatnya umum, karena pengetahuan tradisional, local wisdom, local knowledge itu sangat penting dalam menyelamatkan masyarakat kita. Ini juga ditunjukkan dari kasus tsunami di Pulau Simeulue dan di Palu," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement