Senin 08 Mar 2021 20:44 WIB

Indonesia akan Terima 11 Juta Vaksin dari Gavi-COVAX

Pengiriman batch pertama vaksin dari Gavi-COVAX berlangsung hingga Mei 2021.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Menlu Retno Marsudi.
Foto: Dok. Kemenlu
Menlu Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dijadwalkan menerima 11.704.800 dosis vaksin jadi melalui kerja sama multilateral antara Indonesia dengan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (Gavi) COVAX Facility hingga Mei 2021. Sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca produksi Inggris yang didapat melalui skema Gavi-COVAX telah masuk ke Indonesia, Senin (8/3) hari ini. 

"Total beratnya 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dalam konferensi virtual Kedatangan Vaksin Tahap Keenam, di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin (8/3).

Baca Juga

Retno mengatakan, 11.704.800 dosis vaksin itu merupakan batch pertama pemberian vaksin Covid-19 melalui jalur multilateral. Sebanyak 1.113.600 vaksin merupakan bagian awal dari batch pertama yang pengirimannya berlangsung hingga Mei 2021.

"Insya Allah menurut rencana diikuti batch-batch selanjutnya," ujarnya.

Menurut Retno, kedatangan vaksin Covid-19 dari jalur multilateral ini tidak terlepas dari kerja sama kementerian dan lembaga terkait Indonesia dan kerja sama berbagai pihak internasional seperti negara donor, aliansi vaksin dunia/organisasi kesehatan dunia PBB (Gavi/Covax facility), organisasi kesehatan dunia PBB (WHO), Unicef. Karena itu, Retno mengatakan, Indonesia sangat mengapresiasi atas kerja sama yang diberikan. 

"Diplomasi vaksin akan terus diperkuat dan diperkokoh untuk membantu resiliensi kesehatan dan ekonomi," ujarnya.

Sejak 16 Oktober 2020 lalu, ia mengatakan, Pemerintah Indonesia melalui dirinya dan Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan surat expression of interest pemerintah Indonesia kepada aliansi vaksin dunia/organisasi kesehatan dunia PBB (Gavi/Covax facility). Surat tersebut, dia menambahkan, ditandatangani menlu dan menteri kesehatan. 

Sejak saat itu, proses akses mendapatkan vaksin Covid-19 dari jalur multilateral terus bergulir. "Selain mengupayakan kebutuhan dalam negeri, dukungan Indonesia mengenai equal access vaksin for all atau kesetaraan vaksin bagi semua negara juga terus dijalankan. Prinsip ini harus terus disuarakan dan terus kita dukung antara lain posisi saya sebagai  Co-Chairs dari COVAX Advance Market Commitment Engagement Group yaitu forum yang mempertemukan semua pihak agar kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua dapat dijalankan," katanya.

Kemudian, upaya multilateral ini mulai membuahkan hasil. Retno menyebutkan, pengiriman pertama vaksin multilateral telah mulai dilakukan sejak akhir Februari 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement