Jumat 26 Mar 2021 18:01 WIB

Hampir 100 Persen Guru di Pangandaran Telah Vaksinasi

Namun untuk guru SMA itu kewenangannya ada di provinsi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pelaksanaan vaksinasi kepada guru di Kabupaten Pangandaran, Selasa (23/3).
Foto: Disdikpora Kabupaten Pangandaran
Pelaksanaan vaksinasi kepada guru di Kabupaten Pangandaran, Selasa (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Lebih dari 5.000 guru dan tenaga kependidikan lainnya di Kabupaten Pangandaran telah mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi kepada guru dilakukan pada 23-24 Maret kemarin.

Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Nia Kurniati mengatakan, total terdapat sekitar 5.300 guru dan tenaga kependidikan mulai dari sekolah tingkat TK, SD, hingga SMP, yang terdata menjalani vaksinasi dalam dua hari itu. Dari total yang terdata, hampir 100 persen telah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin sesuai jadwal. 

"Alhamdulillah pelaksanaan lancar. Tidak ada kendala. Namun untuk guru SMA itu kewenangannya ada di provinsi," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (26/3).

Kendati demikian, tak seluruh guru dan tenaga kependidikan yang telah terdata mendapatkan vaksin sesuai jadwal. Terdapat sejumlah guru dan tenaga pendidikan yang mengalami penundaan. 

Ia mencontohkan, di Kecamatan Mangunjaya ada sekitar 19 orang yang mengalami penundaan. Mereka yang ditunda memiliki alasan yang jelas seperti memiliki penyakit bawaan, sedang sakit, atau sedang hamil. 

"Jadi masih dalam pengawasan dokter. Semua yang tidak ikut memiliki alasan jelas, memperlihatkan rekomendasi dokter," kata dia.

Nia menyebutkan, secara total terdapat sekitar 100 guru dan tenaga kependidikan yang mengalami penundaan. Artinya, hampir 100 persen guru dan tenaga kependidikan yang terdata hadir mengikuti vaksinasi. 

Menurut dia, secara umum para guru dan tenaga kependidikan antusias mengikuti vaksinasi Covid-19. Sebab, para guru juga ingin menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dengan aman. 

"Vaksinasi diharapkan bisa jadi salah satu upaya. Kalau sudah divaksin kan tatap muka jadi lebih siap," ujar dia.

Hingga saat ini, Nia menyebutkan, tak ada laporan guru dan tenaga kependidikan mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Nia berharap tak sampai ada guru yang mengalaminya. 

Untuk pemberian suntikan vaksin dosis kedua kepada para guru dan tenaga kependidikan rencananya akan dilakukan dua pekan kemudian. "Vaksinasi ini dilakukan di beberapa tempat dilihat sebaran guru di wilayah. Ada yang satu kecsmatan dua lokasi, ada juga yang di sejumlah lokasi di puskesmas dan sekolah," kata dia.

Nia menambahkan, hingga saat ini sebagian sekolah di Kabupaten Pangandaran juga telah menggelar KBM tatap muka. Sekolah-sekolah itu tersebar di sembilan kecamatan. Hanya sekolah di Kecamatan Cimerak yang belum diizinkan menggelar KBM tatap muka.

"Karena untuk tatap muka harus ada rekomendasi dari satuan tugas. Kita hanya menindaklanjuti yang sudah ada rekomendasinya," kata dia.

Berdasarkan data Disdikpora Kabupaten Pangandaran, kecamatan yang sudah merekomendasikan sekolah menggelar KBM tatap muka yaitu Langkaplancar, Cigugur, Sidamulih, Mangunjaya, dan Parigi. Sekolah-sekolah di lima kecamatan itu sudah menggelar KBM tatap muka seluruhnya.

Sementara di Kecamatan Pangandaran, Cijulang, Padaherang, dan Kalipucang, baru sebagian sekolah yang diberikan izin menggelar KBM tatap muka. Pertimbangan belum seluruh sekolah di satu kecamatan diizinkan menggelar KBM tatap muka lantaran masih ada sebagian wilayah desanya yang masuk zona merah atau oranye.

Sekolah juga baru diizinkan menggelar KBM tatap muka jika ada rekomendasi dari satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 kecamatan setempat dan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran. Artinya, meski sekolah berada di wilayah zona hijau atau kuning, tetap tidak akan diizinkan menggelar KBM tatap muka selama tak ada rekomendasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement