Sabtu 03 Apr 2021 16:13 WIB

Jembatan Benenai di Malaka NTT Miring  Diterjangan Banjir

Bila Jembatan ambruk, maka akses transportas ke ibu kota dipastikan putus total.

Kondisi jembatan yang konstruksinya mulai miring. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Kondisi jembatan yang konstruksinya mulai miring. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Jembatan Benenai di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai miring akibat terjangan air banjir sejak hujan deras mengguyur daerah itu Rabu (31/3) lalu. Pihak terkait telah melakukan antisipasi dengan melakukan pembatasan terhadap kendaraan umum yang melintas di atas jembatan terebut.

"Kondisi Jembatan Benenai memang dalam kondisi miring akibat terjangan air banjir," kata Penjabat Bupati Viktor Manek ketika dihubungi, Sabtu (3/4).

Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka telah menginformasikan kondisi jembatan yang nyaris ambruk itu kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemkab Malaka, kata Viktor Manek, meminta warga di kabupaten yang berbatasan dengan wilayah Timor Leste itu untuk berhati-hati saat melintas di atas jembatan karena kondisi Jembatan Benenai semakin miring akibat hantaman banjir bandang yang telah merendam lebih dari 10 desa di daerah itu.

Selain itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kasat Lantas Polres Malaka untuk tidak mengizinkan kendaraan yang bermuatan 10 ton ke atas melintas di jembatan itu. "Kami larang kendaraan yang memiliki muatan 10 ton ke atas supaya tidak diizinkan melintas di Jembatan Benenai karena kondisinya sangat membahayakan," kata dia.

Viktor mengatakan, apabila Jembatan Benenai ambruk karena terus tergerus air banjir, maka akses transportasi ke Betun, ibu kota Kabupaten Malaka, dipastikan putus total. Guna mengantisipasi hal itu, diperlukan membangun jalan alternatif sehingga akses transportasi ke empat kecamatan, termasuk menuju Kupang, tetap berlangsung normal.

"Kami akan minta Balai Jalan Nusa Tenggara II untuk membuka jalan alternatif agar akses untuk empat kecamatan di wilayah Barat termasuk transportasi ke Kupang tidak mengalami putus total, sehingga distribusi kebutuhan pokok masyarakat tetap dilakukan," tegas Viktor Manek.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement