Ahad 18 Apr 2021 06:38 WIB

Standar Mutu Vaksin Nusantara Harus Terjaga Ketat

Hingga kini Kemenkes belum menerima hasil uji pra klinis vaksin tersebut.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andi Nur Aminah
Tenaga Ahli Menteri Kesehatan (Kemenkes) Andani Eka Putra
Foto: Republika/Febrian Fachri
Tenaga Ahli Menteri Kesehatan (Kemenkes) Andani Eka Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Menteri Kesehatan (Kemenkes) Andani Eka Putra mengatakan, pihaknya belum bisa menilai dan berkomentar banyak ihwal vaksin Nusantara yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Pasalnya, hingga kini Kemenkes belum menerima hasil uji pra klinis vaksin tersebut.

"Bagaimana efektivitas, jeleknya, kita belum bisa nilai. Karena saya belum dapat uji pra klinisnya," ujar Andani dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (17/4).

Baca Juga

Dari hasil uji pra klinis tersebut, barulah para peneliti dapat masuk ke uji klinis tahap I, II, dan seterusnya. Di samping itu, standar mutu vaksin Nusantara haruslah menjadi hal yang perlu dijaga ketat.

"Harus ada standar good manufacturing practice, processing bahannya rutin tiap hari, tiap orang diproses sendiri. Artinya standar mutunya harus betul-betul dijaga sangat ketat," ujar Andani.

Vaksin Nusantara sendiri, sebut Andani, sudah digagas oleh Terawan saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Pemerintah diklaim sudah mengetahui adanya gagasan vaksin tersebut.

"Ini (vaksin Nusantara) sama dengan vaksin Merah Putih, digagas hampir sama polanya dengan tujuan untuk menghasilkan vaksin nasional," ujar Andani.

Diketahui, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menegaskan, pihaknya tidak akan memberi izin untuk kelanjutan uji klinis fase kedua vaksin Nusantara. Pasalnya, pada uji klinis vaksin pertama pun banyak kejanggalan yang terjadi.

Menurut Penny, semua pengujian vaksin, termasuk vaksin Nusantara, harus sesuai dengan aturan yang berlaku, baik secara internasional maupun nasional. Begitu juga, vaksin nusantara dalam pengujian praklinis pun harus sesuai.

"Praklinis ini penting untuk perlindungan dari subjek manusia. Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan ketika uji coba," ujar Penny dalam konferensi pers di kantor Bio Farma, Jumat (16/4).

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement