Rabu 21 Apr 2021 17:15 WIB

Program Vaksinasi Banyumas Tersendat

Pemkab Banyumas belum terima pasokan vaksin lagi.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menyuntikan vaksin COVID-19 kepada wartawan di Pukesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Jateng, Kamis (25/2/2021). Sejumlah wartawan di Kabupaten Banyumas, Jateng, mengikuti vaksinasi COVID-19 tahap dua termin pertama yang ditujukan bagi kelompok pelayanan publik seperti Polri, Aparatur Sipil Negara, Satpol PP,  dan Wartawan.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas menyuntikan vaksin COVID-19 kepada wartawan di Pukesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Jateng, Kamis (25/2/2021). Sejumlah wartawan di Kabupaten Banyumas, Jateng, mengikuti vaksinasi COVID-19 tahap dua termin pertama yang ditujukan bagi kelompok pelayanan publik seperti Polri, Aparatur Sipil Negara, Satpol PP, dan Wartawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi Covid 19 mengalami hambatan. Hal ini disebabkan terhentinya pasokan vaksin dari pemerintah pusat melalui provinsi.

''Pasokan vaksin terakhir memang kami terima pada Bulan Maret 2021. Sampai saat ini, kami belum menerima pasokan vaksin lagi,'' kata Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiyono, Rabu (21/4).

Baca Juga

Dia mengakui, terhentinya pasokan vaksin ini menyebabkan upaya perluasan cakupan vaksinasi di wilayahnya mengalami hambatan. Termasuk rencana memberikan vaksin bagi kalangan pedagang pasar tradisional. ''Ya, bagaimana mau memberikan vaksin, wong vaksinnya tidak ada,'' jelasnya.

Dari pemantauan, kegiatan vaksinasi yang sebelumnya dilakukan petugas vaksinasi di puskesmas, saat ini relatif sudah tidak ada lagi kegiatan vaksinasi dosis pertama. Kegiatan vaksinasi Covid 19 di puskesmas, lebih banyak dilakukan untuk menuntaskan dosis kedua pemberian vaksin. Terutama dari kalangan lansia.

Sadewo menyebutkan, dalam pemberian vaksin Covid 19 ini, Pemkab hanya bisa bergantung pada pemerintah pusat melalui pemprov. ''Kita hanya menunggu pasokan vaksin, karena bukan kita sendiri yang mengadakan. Karena itu, kita tak pernah berhenti meminta agar pasokan vaksin terus bisa diberikan,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, dalam program pemberian vaksin ini, Kabupaten Banyumas termasuk yang beruntung karena menjadi lokasi program percepatan vaksinasi dari Kementerian BUMN. ''Dalam program vaksinasi Kementerian BUMN tersebut, awalnya disediakan vaksin dari India dalam jumlah cukup banyak. Namun karena di India terjadi lonjakan kasus Covid, pasokan untuk Indonesia akhirnya tersendat,'' jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto, mengakui kondisi stok vaksin tidak memungkinkan untuk melakukan perluasan jangkauan vaksinasi. Program vaksinasi Covid yang saat ini berjalan di puskesmas, lebih banyak dalam pelaksanaan pemberian vaksin dosis kedua bagi para lansia. ''Sampai sekarang belum ada dropping vaksin lagi dari provinsi,'' katanya.

Bahkan keterbatasan stok vaksin ini, menyebabkan program ujicoba PTM tahap II terhambat. Hal ini mengingat dalam pelaksanaan PTM, setiap tenaga guru dan staf di sekolah yang melaksanakan PTM mendapat prioritas untuk mendapatkan vaksin.

''Kami sudah minta agar para guru yang akan melaksanakan PTM agar melaksanakan vaksinasi di GOR Satria yang menjadi lokasi program percepatan vaksinasi Kementerian BUMN. Tapi ternyata di lokasi itu stok vaksin yang ada juga terbatas,'' kata Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Banyumas, Dwi Mulyanto.

Mengenai pasokan vaksin yang diterima Banyumas, Sadiyanto menjelaskan, sejauh ini pihaknya telah menerima 104.800 dosis vaksin yang disiapkan bagi 52.400 sasaran. ''Saat ini, sebagian sasaran penerima vaksin telah tuntas mendapat dosis kedua. Sedangkan sebagian lainnya, masih menunggu pemberian dosis kedua,'' jelasnya.

Sementara untuk progress vaksinasi Covid-19 Kementerian BUMN di GOR Satria, jumlah sasaran yang sudah terlayani mendapat vaksin sudah mencapai sekitar 5.000 sasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement