Senin 03 May 2021 20:22 WIB

KIPI Vaksin Covid-19 yang Serius di Jabar Capai 36 Kasus

Sejak vaksinasi digelar, terdapat 107 KIPI ringan dan 36 serius di Jabar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 ke pekerja media di Gedung Bandung Planning Gallery, Jalan Aceh, Kota Bandung, Jumat (23/4). Sedikitnya 300 pekerja media menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis kedua pada pelaksanaan vaksinasi tahap kedua di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 ke pekerja media di Gedung Bandung Planning Gallery, Jalan Aceh, Kota Bandung, Jumat (23/4). Sedikitnya 300 pekerja media menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis kedua pada pelaksanaan vaksinasi tahap kedua di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Vaksinasi Covid 19 di Jabar, masih diwarnai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Menurut Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Marion Siagian, sejak vaksinasi digelar, terdapat 107 KIPI ringan dan 36 serius. KIPI ringan mayoritas ngantuk, merah di tempat penyuntikan dan juga lapar.

“Ke-36 KIPI serius itu sudah diaudit dan tidak ada yang hubungan langsung akibat vaksin Covid-19 ini,” ujar Marion, Senin (3/5).

Baca Juga

Marion berharap kasus SA merupakan kasus terakhir pada KIPI di Jabar. Tidak ada lagi kasus KIPI ringan maupun berat.

Sementara itu, anggota Komda KIPI Jabar dr Rodman Tarigan mengatakan, untuk KIPI serius itu kebanyakan pasien tidak sadarkan diri atau pingsan setelah menerima vaksin. Hal itu dikarenakan adanya kecemasan, ditambah melihat jarum suntik.

 

“Ada ketakutan sehingga muncul gejala sakit sampai pingsan. KIPI serius itu sampai dirawat dan itu ternyata tidak ada kaitannya dengan vaksinasi,” katanya.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M, kasus KIPI berat rasionnya 1 juta banding satu orang. Adapun reaksi alergi berat dan ringan angkanya berkisar  2,5-5 persen.

“Efek samping yang terjadi sangat sedikit memang ada yang gatal, merah di tempat penyuntikan itu bawah 2,5 persen,” kata Kusnandi.

Menurutnya, KIPI itu bisa dikaitkan sama vaksin dan  juga tidak bisa dikaitkan dengan vaksin. Contoh reaksi vaksin membuat panas badan, bengkak di tempat suntikan.

“Ada juga yang bukan reaksi vaksin, seperti salah suntik ketukar itu yang harus dicegah dan kita belum pernah ketemu KIPI seperti itu, kebanyakan reaksi individu yang terjadi," katanya.

Biasanya, kata dia, 2,5-5 persen dari semua populasi itu KIPI ringan. "Yang berat itu sangat jarang dari sejuta itu satu. Untuk keuntungan vaksinasi jauh lebih besar daripada reaksi itu jadi jangan takut divaksinasi karena ini mencegah dari penyakit," paparnya.

Sementara, menurut Plt Kadinkes Jabar  Dewi Sartika, untuk vaksinasi di Jabar yang dilaksanakan di Jabar dari 14 Januari hingga 2 Mei untuk dosis pertama tenaga kesehatan sudah mencapai 100 persen sedangkan dosis kedua baru mencapai 92 persen dari 180.000 nakes.

Tahap kedua dengan sasaran 4,4 juta lansia dan 2,195 juta pelayanan public, dari sasaran lansia masih rendah. Lansia baru 7,54 persen yang mendapatkan dosis pertama dan 4 persen yang sudah mendapatkan dosis kedua. Terakhir untuk sasaran pelayanan public sudah mencapai 58,2 persen dosis pertama dan 36,05 persen yang mendapatkan dosis kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement