Rabu 16 Jun 2021 13:22 WIB

Jabar Ekspor 23 Ton Kelapa Parut Kering ke Kosta Rika

Ekspor Jabar sudah naik pada saat yang sama bila dibandingkan tahun lalu.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jabar Ekspor 23 Ton Kelapa Parut Kering ke Kosta Rika (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Jabar Ekspor 23 Ton Kelapa Parut Kering ke Kosta Rika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, upaya pemulihan ekonomi terus berjalan di tengah pandemi Covid-19. Salah satu indikatornya, ada peningkatan kinerja di sektor ekspor.

Menurut Ridwan Kamil, ada empat mesin utama dalam pemulihan ekonomi. Yakni, ekspor, investasi, daya beli masyarakat dan belanja negara. 

“Nah satu dari empat mesin ekonomi ini sudah berfungsi lagi,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (16/6).

Ukurannya, kata Emil, adalah ekspor Jabar sudah naik pada saat yang sama bila dibandingkan tahun lalu. "Sekarang di rentang waktu yang sama kita naik hampir 23 persen. Total Rp 150 triliun kurang lebih,” katanya. 

 

Emil mengatakan, dari total ekspor yang dilakukan, mayoritas adalah ekspor non migas. Dalam kesempatan itu, ia melakukan simbolisasi melepas komoditas kelapa parut kering dari Sumedang sebanyak 23 ton untuk diekspor ke Kosta Rika. 

Ekspor ini, kata dia, menjadi pintu pembuka yang akan diperluas ke seluruh dunia, khususnya benua Amerika. Informasi ini diharapkan bisa tetap menjaga optimisme masyarakat yang tengah digempur oleh pemberitaan mengenai pandemi Covid-19.

“Rakyat juga butuh berita positif inspiratif utk menyemangati bahwa kita tidak boleh patah, tidak boleh menyerah oleh pandemi,” katanya.

Direktur Amerika II Kementerian Luar Negeri Darianto Harsono menyambut baik ekspor produk kelapa parut kering tersebut. Karena di tengah pandemi Covid-19, negara-negara perlu kreatif melakukan diversifikasi produk yang akan diekspor. 

Darianto mengatakan, saat ini ada dua fenomena yang terjadi pada perdagangan global. Pertama adalah mengenai perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memberikan efek domino ke perdagangan internasional. 

Kemudian yang kedua, kata dia, adalah terganggunya global supply chain akibat adanya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, penting untuk mencari peluang produk dan pasar ekspor baru.

"Terkait adanya pandemi global kita juga melihat diversifikasi produk ekspor kita ke mancanegara. Karena pandemi ini menganggau global supply chain dan perlambatan proses produksi. Ini yang kemudian kita sebagai bangsa Indonesia harus mencari peluang untuk ekspor," katanya.

Sedangkan, Dubes RI di Panama City Sukmo Harsono mengatakan,  pihaknya akan terus membantu mempromosikan produk-produk Indonesia, termasuk Jabar ke wilayahnya. Promosi ini juga tidak hanya pada produk-produk dari pengusaha besar, tetapi juga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Ayo-ayo apalagi yang bisa kita kerjakan jangan berhenti terus kerja mumpung yang lain lagi terlena karena bisnis sedang lesu karena pandemi COVID-19," katanya.

Sementara menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar M Arifin Soedjayana, kegiatan ekspor ini diharapkan bisa menjadi pintu pembuka untuk ekspor produk kelapa parut kering ke beberapa negara. Sebelumnya, CV Una Surya Putra Mandiri juga sudah mengekspor produk kelapa parut kering ke beberapa negara, seperti Tiongkok, Irak, Arab Saudi dan Ukraina.

"Sebelumnya mereka sudah melakukan ekspor ke Irak, Jepang, Kuwait, Arab Saudi dan Ukraina. Mudah-mudahan jni adalah awal untuk melakukan ekspor khususnya kelapa parut kering," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement