Kamis 17 Jun 2021 17:02 WIB

Angkat Tragedi Christchurch, Film They Are Us Dikritik

Film ini menjadikan figur Jacinda Ardern sebagai protagonis utama.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Film berjudul They Are Us mendapat kritikan (ilustrasi).
Foto: About Islam
Film berjudul They Are Us mendapat kritikan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Film berjudul They Are Us mendapat kritikan. Film ini diangkat dari peristiwa terorisme yang terjadi di Christchurch, Selandia Baru.

Seorang pembuat film di Christchurch mengatakan, film tentang serangan mematikan yang dilakukan terhadap jamaah masjid seharus mengangkat kisah tentang para korban, bukan penyelamat kulit putih. Dalam film They Are Us, tokoh protagonis utamanya adalah Jacinda Ardern, yang akan akan diperankan oleh aktris Australia, Rose Byrne.

Dilansir di laman NZ Herald, Gerard Smyth, yang memiliki Frank Film dan menyutradarai When a City Falls, mengatakan pilihan untuk fokus pada Jacinda Ardern tidak tepat. Konferensi kontraterorisme mengatakan bahwa penembakan di masjid Christchurch dapat menginspirasi ekstremis lain.

"Sangat sulit untuk memisahkan cerita itu dari cerita yang jauh lebih besar, yaitu kesejahteraan banyak keluarga yang telah benar-benar hancur dan film apa pun benar-benar perlu membicarakannya lebih dari kita, tentunya," ujarnya.

Smythe mengatakan, banyak orang yang terkena dampak serangan itu. "Kisah mereka luar biasa sebagai individu dan tentu saja apa yang terjadi pada mereka di masjid benar-benar mengerikan. Menceritakan tentang Jacinda Ardern di hadapannya mungkin tidak pantas," jelasnya.

Industri Hollywood memiliki kerap menjadikan kulit putih sebagai pahlawan penyelamat. "Mungkin itu perlu diubah, mungkin kita tidak perlu menghormati warisan itu," kata Smyth.

Produser film They Are Us akan melakukan lebih banyak pembicaraan dengan semua korban dan keluarga mereka tentang hari nahas itu. Asosiasi Muslim Canterbury telah mengumumkan akan bekerja untuk membantu produser film tersebut.

Film ini telah menghadapi kontroversi selama beberapa hari terakhir, dengan anggota masyarakat mengatakan terlalu dini untuk mengangkat hari tragis di Selandia Baru di layar lebar. Perdana Menteri Jacinda Ardern juga mengatakan itu masih terasa sangat mentah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement