Ahad 27 Jun 2021 19:09 WIB

BPBD Genjot Pelatihan Penyelamatan ke Pengelola Wisata

Pengelola diharapkan bisa menerapkan standar destinasi wisata di Kota Sukabumi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ratna Puspita
Obyek wisata pantai selatan Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu sepi pengunjung di momen libur tahun baru, Ahad (3/1).
Foto: Balawista Sukabumi
Obyek wisata pantai selatan Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu sepi pengunjung di momen libur tahun baru, Ahad (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menggenjot pelatihan penyelamatan di destinasi wisata kepada para pelaku wisata. Harapannya, pengelola wisata bisa menerapkan standar destinasi wisata di Kota Sukabumi yang aman dan nyaman bagi pengunjung.

“Pelatihan ini penting di tengah masih minimnya kemampuan pengelola sektor wisata dan minimnya ketersediaan sarana prasarana infrastruktur mitigasi di destinasi wisata," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan, Ahad (27/6). 

Baca Juga

Karena itu, BPBD mendukung kegiatan pelatihan praktek penyelamatan di destinasi wisata. Pelatihan ini seperti yang dilakukan di salah satu objek wisata Kota Sukabumi pada Kamis (24/6) lalu. 

Acara diikuti oleh sebanyak 40 orang peserta dari berbagai pengelola tempat wisata yang tersebar di Kota Sukabumi. Menurut Zulkarnain, para peserta diajak praktek lapangan yang diawali dengan pengenalan potensi bahaya di tempat usaha wisata. 

Kemudian, ada teknik menggambarkan tingkat bahaya yang sering terjadi dan mungkin terjadi sesuai karakter destinasi wisatanya. “Diberikan pula praktik dan cara penyelamatan korban, teknik evakuasi korban bencana dan insiden lainnya yang kerap terjadi,” kata Zulkarnain. 

Pelatihan teknik agar pengelola wisata dapat segera melakukan penanganan ketika ada bencana di lokasi wisata. Pada situasi saat ini, kata Zulkarnain, lokasi wisata merupakan menjadi tujuan berlibur warga sehingga kepastian keamanannya dari segala jenis bahaya menjadi perhatian serius. 

Intinya, ia mengatakan, keselamatan jiwa harus diutamakan demi kenyamanan pengunjung wisata. Ia mengatakan hal ini sesuai prinsip Sapta Pesona yakni membekali dan mempraktekkan pengelola wisata kemampuan P3K di lapangan dan kemampuan pengelola menjalankan SOP yang dibuat. 

Ia mengatakan ini harus ditunjukkan dan diujicobakan demi mengurangi risiko bilamana bencana atau insiden lainnya terjadi. “Ke depan secara bertahap diharapkan pelaku usaha wisata mampu menerapkan standar keselamatan yang baik dengan Safe Guard Darurat yang kapabel,” kata Zulkarnain. 

Selain itu, lokasi wisata menyiapkan jalur evakuasi, titik kumpul, rambu dan papan informasi bahaya serta sistem peringatan bahaya yang informatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement