Jumat 02 Jul 2021 02:50 WIB

Makin Parah, Tanah Ambles 10 Cm Per Hari di Rengaspayung

Kondisi amblesnya tanah di blok itu memang semakin mengkhawatirkan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sejumlah warga di RT 9 RW 5 Blok Rengaspayung, Desa/Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, resah karena rumah mereka terus bergerak turun setiap hari, Kamis (17/6). Mereka berharap ada penanganan dengan segera.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Sejumlah warga di RT 9 RW 5 Blok Rengaspayung, Desa/Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, resah karena rumah mereka terus bergerak turun setiap hari, Kamis (17/6). Mereka berharap ada penanganan dengan segera.

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Amblesnya tanah di pinggir tanggul sungai Cimanuk di Blok Rengaspayung, Desa/Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, semakin parah. Warga berharap ada tindakan segera dari instansi terkait untuk mengatasi kondisi tersebut.

Dua rumah warga di blok tersebut dilaporkan ambruk pada Kamis (1/7). Yakni, rumah milik Amiroh dan almarhum Nuryaman. Kedua rumah itu kini hanya tersisa separuh bagian saja. ‘’Ambruknya dini hari tadi, sekitar pukul 03.00 WIB,’’ ujar Ketua RW setempat, Tamrin, Kamis (1/7).

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Tamrin mengungkapkan, kondisi amblesnya tanah di blok itu memang semakin mengkhawatirkan. Semula, tanah mengalami ambles sekitar lima centimeter per hari. Sedangkan saat ini, tanah bergerak turun sekitar sepuluh centimeter per hari.

Tamrin mengungkapkan, kondisi tanah yang ambles semakin parah itu terjadi setelah hujan kerap mengguyur dalam beberapa hari terakhir. Air hujan langsung masuk ke dalam rekahan tanah sehingga akhirnya membuat tanah semakin ambles.

 

Berdasarkan pantauan Republika pada pertengahan Juni 2021, rumah Amiroh tepat berada di depan sungai Cimanuk. Jarak rumahnya hanya sekitar tujuh meter dengan tembok pembatas sungai.

Semula, tinggi permukaan tanggul sungai di depan rumah Amiroh sama denlgan tinggi tembok pembatas sungai. Namun saat ini, permukaan tanggul itu sudah lebih rendah sekitar 1,5 meter di bawah tembok pembatas sungai. Itu berarti, permukaan tanggul sungai telah ambles sekitar 1,5 meter.

Dengan kondisi tersebut, maka posisi rumah Amiroh dan rumah-rumah warga lainnya menjadi lebih tinggi dibandingkan tanggul sungai. Padahal, dulunya rumah-rumah warga ada di bawah tanggul tersebut.

Tamrin menambahkan, kondisi amblesnya tanah di blok tersebut telah terjadi sejak 2019. Namun, kondisinya semakin parah pasca banjir besar pada Februari 2021.

Tamrin mengatakan, warganya yang tinggal di pinggir tanggul sungai Cimanuk saat ini selalu dilanda ketakutan. Mereka berharap agar pihak terkait segera mengatasi kondisi tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement