Rabu 21 Jul 2021 10:06 WIB

Fauci: Varian Delta Dominasi Kasus Covid di AS

Varian delta adalah penyebab lebih dari 80 persen kasus baru Covid-19 AS.

Pakar penyakit menular AS Anthony Fauci selama sidang Senat AS pada Selasa (21/7) mengatakan varian delta adalah penyebab lebih dari 80 persen kasus baru COVID-19 AS. Namun, vaksin tetap lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian. (Foto: Anthony Fauci)
Foto: EPA
Pakar penyakit menular AS Anthony Fauci selama sidang Senat AS pada Selasa (21/7) mengatakan varian delta adalah penyebab lebih dari 80 persen kasus baru COVID-19 AS. Namun, vaksin tetap lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian. (Foto: Anthony Fauci)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pakar penyakit menular AS Anthony Fauci selama sidang Senat AS pada Selasa (21/7) mengatakan varian delta adalah penyebab lebih dari 80 persen kasus baru Covid-19 AS. Namun, vaksin tetap lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian.

Sidang tersebut menampilkan perdebatan tajam dengan Senator AS dari Partai Republik Rand Paul, yang menuduh Fauci berbohong tentang Institut Kesehatan Nasional yang menyediakan dana untuk penelitian di Institut Virologi Wuhan China. Senator dari Kentucky, yang telah berdebat dengan Fauci selama beberapa dengar pendapat terkait pandemi, menuduh bahwa penelitian tersebut mungkin berperan dalam mengembangkan virus corona baru di Lab Wuhan.

Baca Juga

"Jika ketahuan berbohong kepada Kongres ... berdasarkan KUHP AS akan dikenakan hukuman lima tahun," kata Paul kepada Fauci selama persidangan.

Fauci, yang kerap tenang dan diplomatis ketika memberikan tanggapan pada masa lalu, kali ini membalas: "Senator Paul, saya tidak pernah berbohong di depan Kongres ... (dan) Anda tidak tahu apa yang Anda bicarakan."

Asal usul virus corona baru telah menjadi isu partisan yang memanas di Amerika Serikat. Partai Republik mendesak penyelidikan lebih lanjut apakah virus dikembangkan di laboratorium di Wuhan, Cina.

Pada akhir Mei, Biden meminta para pembantunya untuk menyelidiki asal-usul virus dan melaporkan kembali kepadanya dalam waktu 90 hari. Teori yang lebih umum adalah bahwa virus itu berasal dari hewan, kemungkinan kelelawar, dan ditularkan ke manusia.

Varian delta yang lebih menular pertama kali ditemukan di India awal tahun ini. Sejak itu, varian ini menjadi versi virus yang dominan di Amerika Serikat dan banyak negara lain. 

Varian delta telah terdeteksi di lebih dari 90 negara di seluruh dunia. Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS Rochelle Walensky selama persidangan mengatakan, kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat rata-rata 239 per hari selama seminggu terakhir, hampir 48 persen lebih tinggi dari minggu sebelumnya.

Janet Woodcock, penjabat direktur Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS, mengatakan, negara-negara bagian harus terus menyimpan persediaan vaksin mereka yang tidak terpakai karena produsen sedang bekerja untuk menentukan masa simpan vaksin mereka. Sejumlah besar persediaan vaksin AS yang tidak terpakai menghadapi kedaluwarsa dalam beberapa minggu mendatang jika masa simpan tidak diperpanjang.

Fauci mengatakan CDC sedang meninjau data dari beberapa kelompok orang yang divaksinasi untuk menentukan berapa lama perlindungan dari suntikan Covid-19 berlangsung. CDC  akan menggunakan informasi itu untuk menentukan peran potensial suntikan "booster" tambahan. 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement