Sabtu 24 Jul 2021 17:32 WIB

Warga Agam Kirim 500 Kg Rendang ke Perantau di Jabodetabek

Gubernur Sumbar harap kepedulian antara ranah dan rantau itu terus dipelihara. 

Rep: Febrian Fachri / Red: Ratna Puspita
Warga Galuang, Sungai Pua, Agam Sumatera Barat dan PMI Kota Bukittinggi mengirimkan 500 kilogram rendang untuk para perantau di Jabodetabek yang terkena kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Foto ilustrasi: Rendang)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga Galuang, Sungai Pua, Agam Sumatera Barat dan PMI Kota Bukittinggi mengirimkan 500 kilogram rendang untuk para perantau di Jabodetabek yang terkena kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Foto ilustrasi: Rendang)

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Warga Galuang, Sungai Pua, Agam Sumatera Barat dan PMI Kota Bukittinggi mengirimkan 500 kilogram rendang untuk para perantau di Jabodetabek yang terkena kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Ini merupakan bentuk kepedulian warga Galuang dan PMI Kota Bukittinggi untuk masyarakat Minang di perantauan yang terkena PPKM. Ini patut diapresiasi," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi saat meninjau Posko Pembuatan Rendang oleh Masyarakat Galuang, Sungai Pua dan PMI Kota Bukittinggi, Sabtu (24/7).

Ia mengatakan apa yang dilakukan oleh masyarakat Galuang tersebut adalah bentuk dari hubungan erat antara masyarakat di ranah atau kampung halaman dan masyarakat yang ada di rantau. Menurut Mahyeldi, hal ini memperlihatkan semangat orang Minangkabau untuk solidaritas dengan sanak saudara.

Baca Juga

Ia berharap kepedulian antara ranah dan rantau itu terus dipelihara. Sebab, kearifan lokal itu merupakan sebuah kekayaan yang bisa menjadi pondasi untuk kemajuan Sumatera Barat.

Ia berharap masyarakat Galuang di Jabodetabek yang sedang terkena pembatasan karena PPKM bisa terbantu dengan kepedulian masyarakat di kampung halaman.

 

Sementara itu Bupati Agam Andri Warman mengatakan saat ini rendang yang telah selesai dibuat tersebut sedang dalam proses pengepakan dan akan segera dikirimkan ke Jabodetabek. “Kepedulian masyarakat itu bisa menjadi contoh bagi Nagari lain di Sumatera Barat untuk membantu para perantaunya yang sedang kesulitan karena aktivitas dibatasi oleh kebijakan PPKM,” ucap Andri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement