Kamis 05 Aug 2021 12:43 WIB

Kelangkaan Oksigen Jabar Mulai Terkendali

Posko Oksigen Jabar selalu menjemput bola dalam upaya memberikan kebutuhan oksigen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas distribusi 700 tabung oksigen untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) di halaman Kantor Migas Hulu Jawa Barat, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Rabu (14/7). Saat ini sudah ada posko oksigen di Jawa Barat dan akan diikuti oleh kabupaten dan kota di Jawa Barat, sebagai upaya mencukupi kebutuhan oksigen medis bagi masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas distribusi 700 tabung oksigen untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) di halaman Kantor Migas Hulu Jawa Barat, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Rabu (14/7). Saat ini sudah ada posko oksigen di Jawa Barat dan akan diikuti oleh kabupaten dan kota di Jawa Barat, sebagai upaya mencukupi kebutuhan oksigen medis bagi masyarakat di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kelangkaan oksigen di Jawa Barat karena tren kasus Covid-19 yang meningkat beberapa waktu lalu mulai bisa dikendalikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Menurut Ketua Harian Posko Oksigen Jabar Hanif Mantiq, Pemprov Jabar melalui Posko Oksigen Jabar selalu menjemput bola dalam upaya memberikan kebutuhan oksigen di setiap rumah sakit untuk pasien Covid-19.

Menurut Hanif, keluarnya Jawa Barat dari kondisi kelangkaan oksigen berkat berbagai bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Salah satunya dari BI Jabar dan PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group), yang memberikan 85,8 ton oksigen cair dalam empat iso tank yang dilepas pengirimannya, langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat (BI Jabar), memberikan bantuan 200 oksigen di Posko Oksigen Jabar, Rabu (4/8).

"Kondisinya sudah lumayan sekarang dibanding sebelum-sebelumnya. Sejak kedatangan iso tank dari Sumatera Selatan berpengaruh. Karena dia mengisi ke rumah sakit ke tanki cairnya, dan satunya lagi ke filling station," ujar Hanif dalam siaran persnya, Kamis (5/8).

Saat ini kata Hanif, ketersediaan tabung oksigen di Posko Jabar sebanyak 860 tabung, setelah ada bantuan dari BI Jabar sebanyak 200 tabung oksigen. Sampai saat ini Posko Oksigen Jabar telah mendistribusikan ribuan oksigen ke rumah sakit yang di Jabar melalui posko yang ada di kabupaten/kota.

"Bisa seribu tabung sehari keluar, kita itu total donasi yang sudah kita terima itu itu hampir 3.000 tabung oksigen. Kalau sekarang di posko ada 800 tabung yang lagi dipinjemin itu 2.200 tabung," katanya.

Mekanismenya, kata Hanif, setiap Posko Oksigen Jabar menerima bantuan tabung oksigen, pihaknya membagi bantuan oksigen tersebut dengan adil ke 27 kabupaten/kota. Selanjutnya, posko yang berada di kabupaten/kota mendistribusikan oksigen tersebut ke rumah sakit daerah. Namun, yang menjadi prioritas adalah rumah sakit yang kebutuhan oksigennya habis dalam waktu 6 jam.

"Misalnya ada 270 tabung masing-masing daerah diberikan 10 tabung. Lalu kemudian di kota/kabupaten akan membagi alokasi ke rumah sakit yang dianggap kritis. Diprioritaskan yang habis dalam waktu 6 jam," katanya.

Terkait permintaan tabung oksigen untuk individual masyarakat, menurut Hanif, saat ini Posko Oksigen Jabar hanya mendistribusikan untuk membantu kebutuhan oksigen di rumah sakit daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement