Jumat 20 Aug 2021 02:49 WIB

Angka Keterisian Tempat Tidur di RSD Gunung Jati Terus Turun

Kondisi serupa juga terlihat di rumah sakit-rumah sakit lainnya di Kota Cirebon.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Petugas gabungan berjaga saat uji coba ganjil genap di jalan RA Kartini, Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021). Pemkot Cirebon menerapkan sistem ganjil genap di delapan ruas jalan di kota pada pukul 13.00-17.00 WIB untuk mengendalikan mobilitas warga sebagai upaya menurunkan angka penyebaran COVID-19.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petugas gabungan berjaga saat uji coba ganjil genap di jalan RA Kartini, Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021). Pemkot Cirebon menerapkan sistem ganjil genap di delapan ruas jalan di kota pada pukul 13.00-17.00 WIB untuk mengendalikan mobilitas warga sebagai upaya menurunkan angka penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) pasien Covid-19 di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, saat ini terus menurun. Kondisi serupa juga terlihat di rumah sakit-rumah sakit lainnya di Kota Cirebon.

Direktur RSD Gunung Jati, Katibi, menyebutkan, pihaknya semula menyediakan 207 tempat tidur khusus untuk melayani pasien Covid-19. Jumlah itu kemudian ditambah menjadi 216 tempat tidur saat pasien Covid-19 mengalami lonjakan pada bulan lalu.

Baca Juga

Namun dari jumlah itu, lanjut Katibi, saat ini sudah mengalami pengurangan di angka 120 tempat tidur seiring berkurangnya jumlah pasien Covid-19.  Itu berarti, ada penyusutan sekitar 50 persen dari masa-masa puncak pada Juli 2021. Dari 120 tempat tidur itu, tingkat keterisiannya kini mencapai 80 persen.

Kondisi serupa juga terlihat di ruangan ICU khusus Covid-19. Dari 18 tempat tidur yang tersedia, saat ini yang terisi 12 tempat tidur.

Antrian pasien di IGD seperti yang pernah terjadi pada beberapa waktu lalu, juga tidak lagi terjadi. Artinya, semua pasien Covid-19 sudah dilayani di ruangan, baik di ICU maupun di ruang perawatan isolasi.

"Pasien Covid-19 di kami melandai," kata Katibi, Kamis (19/8).

Katibi mengungkapkan, pasien Covid-19 terus menurun jumlahnya mulai pekan kedua Agustus ini. Dia menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tersebut.

"(Faktor) pertama, PPKM berhasil, kemudian kesadaran masyarakat menjaga protokol kesehatan juga meningkat,’’ terang Katibi.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Perawatan RSD Gunung Jati, Yuni Darti, menerangkan, 85 persen dari jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSD Gunung Jati dinyatakan sembuh.

"Untuk angka kematian sudah turun signifikan, kurang dari 20 persen pasien yang ada dan sedang ditangani tim dokter RSD Gunung Jati," terang Yuni.

Pasien Covid-19 yang meninggal dunia, cenderung pasien yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

"Pasien itu (yang meninggal) memiliki penyakit lain yang cukup berat, seperti penyakit jantung yang tidak terkontrol, penyakit gula, dan kondisi usia lanjut," terang Yuni.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menyebutkan, tingkat BOR di seluruh rumah sakit di Kota Cirebon hanya mencapai 22 persen.

"Turunnya memang signifikan per 16 Agustus kemarin," kata Agus.

Agus mengungkapkan, penurunan BOR di rumah sakit salah satunya merupakan dampak positif dari pemberlakuan PPKM. Dia berharap hal itu bisa terus terjaga supaya kasus Covid-19 tidak naik kembali.

"Bahkan harus terus kita tekan jumlah kasusnya," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement