Ahad 22 Aug 2021 22:09 WIB

Kampung Tajur Masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia

Wisatawan dapat mengikuti rutinitas warga seperti melakukan pekerjaan di kebun.

Kampung Tajur Masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ilustrasi).
Foto: Zuli Istiqomah/Republika
Kampung Tajur Masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Kampung Tajur yang berlokasi di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dinyatakan sebagai Desa Wisata Berkembang dan masuk 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Proses untuk menjadi peserta Anugerah Desa Wisata itu membutuhkan waktu yang cukup lama," kata Kabid Pariwisata Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) setempat Acep Yulimulya, di Purwakarta, Ahad (22/8).

Ia mengatakan, sebelumnya Kampung Tajur itu hanya masuk di kategori 300 besar. Namun pada tahun ini masuk 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Proses pendaftaran ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 itu sendiri dimulai pada Februari lalu.

Dilanjut dengan pengisian beberapa form yang diisi sesuai dengan kondisi eksisting melalui portal Jejaring Desa Wisata (Jadesta 2021). "Setelah itu, akan terlihat desa wisata yang kita daftarkan masuk di kategori desa wisata apa? Lalu, setelah proses entry data maka mulai dilaksanakan pembukaan kompetisi oleh kementerian yang dilanjutkan dengan bimbingan teknis desa wisata," katanya.

Menurut dia, ada sekitar 70 ribu desa wisata se-Indonesia yang masuk sebagai peserta dalam ADWI 2021 yang kemudian disaring menjadi 300 dan disaring lagi menjadi 100 desa. "Finalnya sekitar Oktober nanti," kata Acep.

Sementara itu, di Kampung Tajur, kehidupan masyarakatnya masih mempertahankan adat dan budaya warisan leluhur. Hal tersebut membuat kampung itu ditetapkan sebagai destinasi wisata edukasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke sana.

Para wisatawan yang berkunjung dapat mengambil pelajaran bagaimana cara berkehidupan masyarakat kampung yang hingga saat ini masih mempertahankan warisan dari masyarakat tempo dulu atau leluhurnya. Pengunjung juga dapat secara langsung belajar bagaimana kehidupan masyarakat di kampung, seperti bercocok tanam, dari mulai proses menanam padi, menumbuk padi, hingga memasak nasi dengan menggunakan kayu bakar di tungku (hawu).

Sebelum pandemi, wisatawan yang datang ke Kampung Tajur kebanyakan berasal dari luar daerah Kabupaten Purwakarta bahkan luar daerah Jawa Barat. Setiap tahunnya saat sebelum pandemi, jumlah wisatawan mencapai ribuan orang. Rata-rata setahun mencapai 7.000 orang wisatawan yang berkunjung, bahkan pada tahun 2012 lalu mencapai pengunjung mencapai 12.000 orang.

Kemudian pada tahun 2017 lalu sempat ada kunjungan wisatawan perwakilan dari 24 negara, dari mulai pelajar, mahasiswa hingga pejabat pemerintahan. Selain bercengkrama secara langsung dengan warga, wisatawan juga dapat mengikuti rutinitas warga seperti melakukan pekerjaan di kebun dan sawah. Per satu malam, wisatawan dapat tinggal bersama di rumah warga dengan biaya mulai dari 200 ribu rupiah.

Dari puluhan rumah yang ada di Kampung Tajur, sekitar 45 rumah di antaranya dapat disewa wisatawan. Namun kini, karena situasi pandemi dengan penerapan PPKM, warga Kampung Tajur masih belum bisa menerima kunjungan wisatawan. 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement