Kamis 26 Aug 2021 15:10 WIB

Cegah Long Covid-19 dengan Cara Ini

Penanganan long Covid-19 tidak sama bagi setiap individu dan gejalanya.

Cara menjaga kesehatan agar tak kena long Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Cara menjaga kesehatan agar tak kena long Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia dr Rudy Kurniawan, Sp.PD, membagikan beberapa tips agar tidak terjadi long Covid-19 usai dinyatakan sembuh dari Covid-19. Dia mengatakan, long Covid-19 adalah kondisi saat seseorang masih merasakan gejala meski sudah dinyatakan positif Covid-19, di antaranya gangguan pernapasan dan gangguan penciuman atau anosmia.

"Masalah pernapasan misalnya masih sesak, merasa capek saat jalan jauh atau naik tangga, itu masih mungkin. Gangguan penciuman, misalnya anosmia berhari-hari atau berpekan-pekan, bahkan ada laporan sampai senam bulan," kata dr Rudy dalam diskusi virtual, Kamis (26/8).

Dia mengatakan, penanganan long Covid-19 tidak sama bagi setiap individu dan gejalanya. Namun secara umum, dr Rudy menyebut bahwa individu harus memastikan bahwa dirinya telah menjalani aktivitas yang sehat.

"Artinya, olahraganya harus optimal. Kemudian makanan juga sehat dengan membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak, serta memperhatikan porsi makan," kata dr Rudy.

Porsi makan yang dianjurkan adalah setengah porsi sayur dan buah, seperempat porsi karbohidrat, dan seperempat porsi protein dan lemak. "Tentu akan lebih baik jika lemaknya adalah lemak tidak jenuh," ujarnya.

Anda juga sebaiknya melakukan beberapa latihan yang dapat dikerjakan untuk mengatasi long Covid-19. Bagi yang mengalami gejala masalah pernapasan, latihan yang bisa dilakukan adalah dengan latihan pernapasan secara terstruktur. Hal ini, kata dr Rudy, dapat mengurangi gejala hingga 50 persen. 

"Di Youtube sudah cukup banyak terkait latihan pernapasan terstruktur pasca Covid-19," ujarnya.

Untuk proses pemulihan Covid-19, dr Rudy mengatakan hal itu tergantung pada kondisi masing-masing individu dan komorbid yang menyertainya. Jika saat tekena Covid-19, seseorang mengalami gejala ringan dan tidak ada komorbid, maka setelah dua pekan dia dianggap sembuh meski PCR masih menunjukkan hasil positif.

Hasil PCR positif tersebut, kata dr Rudy, hanya menunjukkan bangkai-bangkai virus yang masih tersisa. "Jika gejalanya berat dengan berbagai komorbid, tentu lebih lama. Ada yang infeksinya terus berlangsung hingga dua bulan. Bahkan setelah infeksi selesai akan timbul long Covid-19," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement