Kamis 26 Aug 2021 16:09 WIB

73 Persen UMKM di Kota Bandung Telah Terima BPUM

Pemasaran produk UMKM dengan memanfaatkan pasar online.

73 Persen UMKM di Kota Bandung Telah Terima BPUM (ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
73 Persen UMKM di Kota Bandung Telah Terima BPUM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Bandung mencatat dari total 409.306 UMKM yang diusulkan pada tahun 2021, 73,5 persen atau 301.135 UMKM kini telah menerima pencairan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp1,2 juta.

"Sekarang masih berlanjut, masih proses, karena pencairan realisasi BPUM itu bertahap, karena mereka sudah punya jadwal realisasinya," kata Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro dan Fasilitasi Dinas KUMKM Nuri Nuraeni di Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/8).

Adapun pada tahun 2020 lalu, Nuri mengatakan dari 246.009 pelaku UMKM yang diusulkan berhasil dicairkan untuk 171.214 pelaku UMKM. Sehingga tingkat pencairan BPUM pada tahun 2021 ini lebih banyak dari pada tahun sebelumya.

Selain mengupayakan para UMKM untuk mendapat BPUM, Nuri mengatakan pihaknya pun terus menggelar pelatihan dan pengembangan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM). Di samping itu, Dinas KUKM juga tengah menyiapkan sebuah fasilitas layanan pemasaran produk UMKM.

 

Salah satunya bantuan mengembangan bisnis bagi UMKM itu dilakukan melalui program Sarana Layanan Pemasaran KUMKM (Salapak). Salapak yaitu tempat untuk memfasilitasi para pelaku UMKM mempromosikan dan memasarkan produksinya serta sebagai sarana pengembangan digital marketing dan saran pembiayaan.

Saat ini, lanjut Nuri, Salapak yang berada di Jalan Ir H Djuanda belum diluncurkan secara resmi. Namun aktivitas pemasaran produk hasil pelaku UMKM Kota Bandung sudah dimulai dengan memanfaatkan pasar online.

Menurut Nuri, Salapak ini juga sekaligus mengakomodir hasil dari UMKM Recovery Center (URC) yang saat ini masih belum optimal lantaran menyesuaikan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Untuk UMKM baru yang akan usaha, kita akan berikan coaching atau pembinaan melalui URC. Setelah produksi diterima masyarakat dan perizinan lengkap, kita akan pasarkan di Salapak," kata dia.

Di samping Salapak dan URC, Nuri menyebutkan sejumlah program pun terus digenjot untuk turut membangkitkan perekonomian setelah terdampak pandemi COVID-19. Di antaranya pelatihan bagi UMKM.

"Di 2021 kita sudah melakukan pelatihan digital marketing untuk 40 UMKM yang bersumber dari APBD dan 40 UMKM dari APBN. Ada juga diklat desain kemasan produk," kata Nuri.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement