Jumat 27 Aug 2021 17:18 WIB

Kemendikbud Yakin Kuliah Tatap Muka tak Timbulkan Klaster

Percobaan kuliah campuran tatap muka dan daring selama ini tidak pernah ada klaster.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti uji coba Perkuliahan Tatap Muka (PTM) dengan melakukan protokol kesehatan, di Fakultas Hukum kampus setempat, Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Maulana Surya
Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti uji coba Perkuliahan Tatap Muka (PTM) dengan melakukan protokol kesehatan, di Fakultas Hukum kampus setempat, Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam meyakini kuliah tatap muka tidak akan memunculkan klaster penularan Covid-19. Berdasarkan percobaan kuliah campuran tatap muka dan daring selama ini tidak pernah menimbulkan klaster.

"Kampus-kampus kita dorong untuk melakukan tatap muka. Dicoba, alhamdulillah tidak ada kasus. Artinya, kalau kita disiplin penyelenggaraan pembelajaran di kampus tidak akan jadi klaster baru. Selama kita disiplin," kata Nizam, dalam webinar Efektivitas Pendidikan Tinggi dengan PTM Terbatas dan Bantuan UKT Kuliah, Jumat (27/8).

Ia menjelaskan, saat ini Kemendikbudristek memberdayakan relawan mahasiswa untuk melakukan vaksinasi massal. Kemendikbudristek juga telah memberikan bantuan kepada Pemprov DKI Jakarta berupa mobil untuk vaksinasi keliling.

Menurut Nizam, upaya-upaya mendorong vaksinasi ini dilakukan agar pembelajaran tatap muka bisa segera dilakukan. "Vaksinasi kita dorong agar mempersiapkan pembealjaran tatap muka bisa diakselerasi," kata dia lagi.

Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Panut Mulyono mengatakan saat ini masih banyak perguruan tinggi yang belum bisa sepenuhnnya melaksanakan pembelajaran tatap muka. Saat ini, hal yang bisa dilakukan yakni membagikan bantuan kuota internet kepada mahasiswa dan dosen agar pembelajaran tetap dapat berjalan dengan lancar.

Menurut Rektor UGM ini, gotong royong dalam pendidikan sebetulnya sudah terjadi. "Bahkan dengan pandemi ini, kemudahan-kemudahan yang disampaikan atau yang diberikan oleh lembaga-lembaga finansial, perbankan misalnya, memberikan bahkan bukan kredit, jadi yang membayarkan UKT itu bank kepada kampus. Kemudian mahasiswanya nyicil ke bank," kata Panut.

Terkait hal tersebut, pola-pola gotong royong selama pandemi sudah terasa. Sekarang, lanjut Panut, hal yang perlu ditekankan yakni semua pihak untuk bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar pembelajaran di masa pandemi ini berjalan dengan sebaik-baiknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement