Sabtu 04 Sep 2021 10:10 WIB

Taliban Jaga Kedubes Indonesia di Afghanistan

Indonesia mengharapkan Taliban memenuhi semua komitmennya.

Rep: Lintar Satria/Anadolu/ Red: Teguh Firmansyah
 Taliban tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkan landasan pacu, menandai akhir dari perang terpanjang Amerika.
Foto: AP/Khwaja Tawfiq Sediqi
Taliban tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkan landasan pacu, menandai akhir dari perang terpanjang Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evakuasi warga Indonesia dari Afghanistan pascakejatuhan ibu kota Kabul terbilang rumit. Selain meminta bantuan dari negara-negara seperti Pakistan, Turki, dan AS, pemerintah RI juga membangun komunikasi dengan Taliban.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani mengaku sempat meminta jaminan keamanan bagi misi diplomatik Indonesia di Afghanistan saat berkomunikasi dengan pihak Taliban pada 13 Agustus atau sebelum proses evakuasi. Menurut Abdul, Taliban menanggapi positif permintaan dari Indonesia tersebut.

Baca Juga

“Jadi KBRI kita dijaga dengan baik oleh Taliban Itu juga terjadi selama proses evakuasi. Taliban membantu kami. Taliban memberikan pengawalan terhadap WNI dari KBRI menuju airport,” ucap dia seperti dilansir kantor berita Anadolu Indonesia, Jumat (3/9).

Proses evakusi pun akhirnya berjalan dengan sukses.  Abdul Kadir Jailani mengatakan masalah utama dengan Taliban adalah kepercayaan. Ia menegaskan Indonesia mengharapkan Taliban memenuhi semua komitmennya.

"Ada defisit kepercayaan karena sejarah, suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari, oleh karenanya kami meminta mereka untuk melaksanakan komitmen mereka, kami mengharapkan Taliban memenuhi semua komitmennya," kata Abdul dalam webinar The Phenomenon of Taliban and the Future of Peace and Reconciliation on Afghanistan yang diadakan Centre for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC).

Sejauh ini, kata Abdul, Taliban telah memberi sinyal yang positif pada masyarakat internasional. "Meski banyak hal yang belum jelas," katanya.

Saat ini kata Abdul, Taliban sedang melakukan negosiasi dengan berbagai faksi di Afghanistan. Namun masih banyak hal yang belum selesai. Seperti Taliban ingin memasukan Mazhab Hanafi ke dalam konstitusi.  Karena itu Indonesia masih menunggu dan melihat komitmen Taliban.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement