Senin 13 Sep 2021 13:40 WIB

Prabowo Idolakan Mertua SBY, Sarwo Edhie Wibowo

Prabowo menganggap Sarwo Edhie sebagai orang tuanya di Akademi Angkatan Bersenjata

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ternyata memiliki kisah sendiri mengenai sosok Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ternyata memiliki kisah sendiri mengenai sosok Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo pasti sudah tidak asing lagi di dunia kemiliteran Indonesia. Bahkan, tak berlebihan rasanya menyebutnya sebagai seorang legenda militer Tanah Air.

Sarwo Edhie Wibowo merupakan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini dikenal dengan Komandan Pasukan Khsusu (Kopassus). Siapa sangka, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ternyata memiliki kisah sendiri mengenai sosok tegas nan garang itu. Kisah ini digambarkan Prabowo dalam buku Kepemimpinan Militer ‘Catatan dari Pengalaman’.

"Saya kenal pertama dengan Jenderal Sarwo Edhie waktu sebagai Taruna. Waktu itu beliau belum menjabat jadi Gubernur AKABRI, sekarang AKMIL, namun nama beliau sudah sangat terkenal,” kata Prabowo.

Terungkap, bahwa Sarwo Edhi ternyata memiliki hubungan dekat dengan Soemitro Djodjohadikoesoemo, orang tua Prabowo. Cerita kehebatan Sarwo Edhi pun didapatkan langsung dari Sang Ayah.

"Pak Sarwo Edhie juga orang yang dekat sama orang tua saya. Sebelum saya formal menjadi anak buahnya Pak Sarwo Edhie, saya pun sudah banyak dengar cerita-cerita tentang Pak Sarwo dari orang tua saya. Bagaimana Pak Sarwo memimpin RPKAD pada saat-saat kritis Oktober 1965," ujar Prabowo, seperti dikutip dari buku, Kepemimpinan Militer Catatan dari Pengalaman, Senin (13/9).

"Sosok beliau adalah sosok yang karismatik. Orangnya gagah, ganteng, selalu berpakaian rapi. Ia juga terkenal sebagai orang yang memimpin operasi dari depan. Sebagai koamndan RPKAD, ia masih terjun sehingga ia juga menjadi idola mahasiswa, anak muda, dan idola kami perwira-perwira dan taruna-taruna muda,” tambahnya.

Prabowo menganggap Sarwo Edhie sebagai orang tuanya di Akademi Angkatan Bersenjata (AKABR). Prabowo yang sekarang, menurutnya adalah buah hasil dari pengalaman yang diceritakan sang komandan.

"Sebagai orang tua saya di AKABRI, ia sering menceritakan pengalaman-pengalaman beliau. Ia tanamkan kepada kami pada saat itu semangat tidak mau menyerah, semangat patriotisme," ujar Prabowo.

Sarwo Edhie menurutnya juga sempat membuat buku dengan judul “Hidupku adalah untuk Negaraa dan Bangsa. Nilai itulah yang ditanamkan kepada Taruna AKABRI. Suasana patriotisme dengan nila-nilai cinta Tanah Air, bangga terhadap warisan nenek-nenek moyang. Itulah yang ditanamkan oleh Sarwo Edhie.

"Saya ingat, sesudah beliau berhenti dari dinas aktif, beliau sempat jadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan sempat jaid Ketua Badan Pembinaan Pendidikan Pelayanan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7). Saya ingat bagaimana beliau tetap mempertahankan sikapnya sebagai prajurit," kata Prabowo.

"Sebagai prajurit yang terkenal jujur, waktu meninggal pun beliau tidak punya banyak harta. Kebetulan dalam perjalanan hidup beliau sempat menikahkan tiga putrinya kepada tiga lulusan Akademi Militer. Yang pertama dengan Kolonel Infanteri Hadi Utomo, lulusan tahun 70. Yang kedua dengan Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono, lulusan tahun 73, yang kemudian menjadi Presiden RI. Yang ketiga dengan Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, yang kemudian menjadi Panglima Kostrad. Saya pun kenal baik ketiga perwira tersebut,” kenang Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement