Selasa 14 Sep 2021 15:06 WIB

Bio Farma Jajaki Kerja Sama dengan Lembaga Riset SCCR

Bio Farma sudah beberapa kali bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian.

Rep: Arie Lukihardianti
/ Red: Muhammad Akbar
Iring-iringan kendaraan yang membawa bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac tiba di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (27/7). Sebanyak 21,2 juta dosis bulk (bahan baku) vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, tiba di PT Bio Farma (Persero) untuk selanjutnya diproses. Hingga saat ini, jumlah total bahan baku vaksin Sinovac yang telah diterima Indonesia menjadi 144,7 juta dan setelah diolah PT Bio Farma diperkirakan menjadi sekitar 117,3 juta dosis vaksin Sinovac bentuk jadi . Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Iring-iringan kendaraan yang membawa bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac tiba di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (27/7). Sebanyak 21,2 juta dosis bulk (bahan baku) vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, tiba di PT Bio Farma (Persero) untuk selanjutnya diproses. Hingga saat ini, jumlah total bahan baku vaksin Sinovac yang telah diterima Indonesia menjadi 144,7 juta dan setelah diolah PT Bio Farma diperkirakan menjadi sekitar 117,3 juta dosis vaksin Sinovac bentuk jadi . Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bio Farma sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang penelitian, pengembangan, dan produksi vaksin, antisera, alat kesehatan, dan produk life sciences  akan menjajaki rencana kerja sama dengan sebuah lembaga riset Stem Cell and Cancer Research (SCCR).

Penjajakan awal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilaksanakan di Bandung, belum lama ini yang dilaksanakan oleh Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma, Sri Harsi Teteki, dengan Assoc Prof. DR. dr. Agung Putra. MSi. Med., selaku Director of SCCR.


Menurut Sri Harsi Teteki, awal penandatanganan ini, diharapkan Bio Farma dapat menghilirisasi hasil penelitian - penelitian yang dilakukan lembaga penelitian yang mempunyai inovasi dalam bidang bioteknologi. Bio Farma sudah beberapa kali bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian.

“Dalam masa pandemi ini, Bio Farma sudah menghasilkan setidaknya 3 produk yang dihasilkan dari kerja sama dengan star-up, dalam menghasilkan kit diagnostik untuk tracking and tracing  seperti RT-PCR m-BioCov, Bio-Vtm, dan yang terbaru adalah Biosaliva sebagai metode pengambilan sampel PCR Test dengan metode kumur (gargle PCR),” ujar Sri Harsi dalam siaran persnya, Selasa (14/9).

Sri Harsi mengatakan, Bio Farma membuka lebar untuk melakukan hilirisasi hasil riset anak bangsa, yang sesuai dengan standar / kriteria industri.

Sementara menurut Director of SCCR Assoc Prof. DR. dr. Agung Putra. MSi. Med, SCCR menyambut baik penjajakan awal kerja sama produksi dan distribusi Secretome temuan anak bangsa guna kepentingan yang lebih besar yang sangat bermanfaat mengatasi pandemi Covid19.

"Semoga kerja sama ini bisa berjalan dengan baik demi kemajuan bangsa Indonesia kedepan. Saya yakin negara kita memiliki keunggulan dibidang Bio Science mengingat negara kita kaya akan sumber hayati. Kita harus kembali ke alam," kata Agung Putra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement