Rabu 15 Sep 2021 11:32 WIB

Inggris Tolak Vaksin Valvena Buatan Prancis

Vaksin Valvena disebut tidak akan disetujui penggunaannya di Inggris.

Vaksin Valvena disebut tidak akan disetujui penggunaannya di Inggris.
Foto: Pixabay
Vaksin Valvena disebut tidak akan disetujui penggunaannya di Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris Raya membatalkan kontraknya untuk sekitar 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang sebagian dikembangkan oleh Valvena Prancis. Menteri Kesehatan Inggris Raya Sajid Javid, mengatakan, vaksin tersebut tidak akan disetujui penggunaannya di Inggris.

"Ada alasan komersial bahwa kami telah membatalkan kontrak, namun apa yang dapat saya katakan adalah bahwa jelas juga bagi kami vaksin yang dimaksud yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut tidak akan mengantongi restu MHRA di Inggris Raya," katanya menanggapi pertanyaan anggota dewan Skotlandia, dilansir reuters, Rabu (15/9).

Baca Juga

Akibatnya, saham Valvena terjun bebas 35 persen pada Senin setelah pihaknya mengumumkan pemerintah Inggris menghentikan kontrak pasokan vaksin COVID-19 yang bisa mencapai nilai 1,4 miliar euro. Calon vaksin COVID-19 Valvena VLA 2001 mengandung virus inaktif yang sama dengan vaksin flu. Hal ini dianggap oleh sejumlah pihak berpotensi menggaet orang-orang yang berhati-hati dengan beberapa vaksin yang menggunakan teknologi mRNA baru.

Pihak perusahaan pada Senin mengatakan bahwa pemerintah Inggris menudingnya telah melanggar kewajiban berdasarkan kontrak pasokan, tudingan yang dibantah keras oleh Valvena. Vaksin tersebut diproduksi di Livingston di Skotlandia dengan menggunakan material tambahan buatan perusahaan Dynavax AS. Fasilitas itu mempunyai kapasitas produksi sekitar 200 juta dosis pada 2022.

Valvena mengatakan, pemerintah Inggris Raya memiliki opsi yang dapat menambah jumlah pesanan menjadi 190 juta dosis pada 2025. Menurut Javid, Pemerintah Inggris dan Skotlandia akan bekerja sama untuk melihat apa yang dapat mereka lakukan untuk menjamin masa depan fasilitas tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement