Rabu 15 Sep 2021 17:34 WIB

Mahasiswa UGM Kembangkan Deteksi Glaukoma Berbasis AI

Glaukoma merupakan penyakit akibat saraf mata rusak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa UGM mengembangkan alat untuk mendeteksi penyakit glaukoma mudah dan cepat. Glaukoma merupakan penyakit akibat saraf mata rusak karena meningkatnya tekanan ke bola mata.

Tekanan ini terjadi akibat gangguan di sistem aliran cairan mata. Penderita alami gangguan penglihatan, nyeri mata, sakit kepala bahkan buta. Pusat Data dan Informasi Kemenkes menyebut pada 2007, 4-5 dari 1.000 orang alami glaukoma. 

Baca Juga

Mahasiswa itu adalah Athar Rosyad Partadireja dan Synvi Alfajrine Loeba Bistomy (Teknik Biomedis), Ajie Kurniawan Saputra (Teknik Elektro), serta Muhammad Nur Fahmi (Kedokteran). Dibimbing Dr Indah Soesanti, alat yang mereka buat diberi nama Aksakirana yang berarti mata dan cahaya.

Athar mengatakan, Aksakirana terdiri dari empat komponen utama. Perangkat keras berupa handheld, aplikasi seluler dan web Aksakirana, serta pembelajaran mesin. Handheld Aksakirana merupakan aksesori kamera ponsel berbentuk teropong genggam.

Dilengkapi lensa indirect ophthalmoscopy sebesar 20D. Aplikasi seluler Aksakirana berfungsi sebagai medium pengunggahan foto ke server guna diproses pembelajaran mesin Aksakirana, sehingga diperoleh hasil diagnosis serta tingkat keparahannya.

"Aksakirana memiliki fungsi serupa aplikasi seluler. Namun, dapat diakses lewat komputer dan memuat fitur-fitur seperti pengunduhan gambar diberi takarir informasi diagnosis dan pengunduhan dataset glaukoma, dapat digunakan meneliti glaukoma," kata Ahtar, Rabu (15/9).

Dokter mata berhak memverifikasi hasil diagnosis glaukoma dan menerima donasi dari filantropi. Pengguna dapat memakai handheld menangkap gambar retina pasien dengan kamera ponsel, diunggah melalui web Aksakirana untuk diproses pembelajaran mesin.

"Pengguna mendapat hasil prediksi diagnosis glaukoma beserta tingkat keparahan. Prediksi ini dapat diverifikasi dokter mata dan disimpan ke server Aksakirana guna meningkatkan akurasi pembelajaran mesin seiring banyaknya dataset yang digunakan," ujar Athar.

Athar berharap, Aksakirana dapat digunakan tenaga kesehatan agar skrining glaukoma berjalan cepat dan masif. Kehadiran biobank sebagai penyimpanan data citra fundus retina di big data yang lulus kelayakan nantinya dapat dibuka untuk penelitian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement