Kamis 16 Sep 2021 18:44 WIB

Ini Sosok Fajar, Co-Pilot Rimbun Air yang Jatuh

Co-Pilot Rimbun Air dimakamkan di Bekasi malam Ini

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Teguh Firmansyah
Almarhum M Fajar Dwi Saputra (26), Co-pilot Rimbun Air yang jatuh di Gunung Wabu, Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) pagi.
Foto: Republika/Uji Sukma Medianti
Almarhum M Fajar Dwi Saputra (26), Co-pilot Rimbun Air yang jatuh di Gunung Wabu, Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jenazah Co-pilot Rimbun Air, M Fajar Dwi Saputra (26) yang jatuh di Gunung Wabu, Intan Jaya, Papua akan dimakamkan di dekat kediamannya, Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, Kamis (16/9).

Sri Purwati (54), Ibu Kandung Fajar, menyebut anaknya baru dua tahun bekerja sebagai Co-pilot di maskapai tersebut. Sejak awal, Fajar memang memilih karirnya di maskapai perintis. "Anak saya mulai di dunia penerbangan 2017. Dari Aviastar. Di Rimbun Air itu dari Januari tahun 2020," kata Sri ditemui di kediamannya, Kamis (16/9).

Baca Juga

Sebelum hilang kontak, Fajar selalu menyempatkan diri untuk menghubungi istri dan anaknya yang baru berusia 10 bulan. "Terakhir komunikasi dengan istrinya waktu Jakarta jam 3 pagi. Dia mau berangkat terbang itu dia komunikasi video call dengan istrinya," ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat jenis twin otter PK-OTW Rimbun Air jatuh di hutan belantara Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021) pagi.

Pesawat rute Nabire – Sugapa tersebut dipiloti HA Mirza dengan copilot Fajar dan engineering Iswahyudi. Pesawat bermuatan cargo (bahan bangunan) itu ditemukan tim SAR pada koordinat 3.44.45 S – 136.59.59 E.

Berdasarkan laporan Kantor SAR Timika, informasi jatuhnya pesawat tersebut bermula dari laporan dari pemilik pesawat Rimbun Air pada pukul 08.15 WIT bahwa pesawat mengalami lost contact.

Kepala Kantor SAR Timika George Mercy L Randang melaporkan informasi tersebut  ke Basarnas Command Center (BCC). Pukul 09.10, Local User Terminal (LUT) Basarnas menangkap signal distress pada koordinat 3.44.30 S – 136.55.6 E.

BBC pun memerintahkan Kepala Kantor SAR Timika untuk mengecek posisi signal distrees tersebut. Helikopter Intan Jaya jenis MD.500 PK IWN dikerahkan untuk pencarian awal pada pukul 09.45 WIT.

Tidak hanya itu, 2 pesawat survey, masing-masing Asian One Air dan Intan Angkasa dengan call sign PK-LTF dan PK-IWN juga dikerahkan. Sekitar 30 menit survey, tim SAR berhasil menemukan pesawat dalam keadaan hancur di hutan yang dalam dan curam.

Tim SAR dibantu masyarakat setempat akhirnya berhasil menjangkau lokasi jatuhnya pesawat dan mendapati ketiga korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Selanjutnya, Tim SAR mengevakuasi ketiga korban dari ketinggian 8000 feet itu menuju Posko Operasi SAR di Bandara Sugapa, pukul 23.30 WIT. Keesokan harinya, tim SAR mencari black box yang terlempar dari pesawat dan berhasil menemukannya pada pukul 05.30 WIT.

Black box tersebut selanjutnya diterbangkan dari Bandara Sugapa menggunakan pesawat Rimbun Air PK-ORT pukul 09.15 WIT dan tiba di Timuka pada pukul 10.00 WIT untuk selanjutnya diserahkan kepada tim KNKT yang sudah menunggu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement