Selasa 21 Sep 2021 16:22 WIB

Pengunjung di 14 Pasar Tradisional Kota Bogor Masih Sepi

Penghasilan pedagang pakaian dan aksesoris di pasar kategori kering, begitu menurun.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Calon pembeli memilih jilbab di toko Moelan Cahaya Kerudung, Blok F Trade Center, Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (26/4/2021). Pengunjung pasar kering masih sepi.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Calon pembeli memilih jilbab di toko Moelan Cahaya Kerudung, Blok F Trade Center, Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (26/4/2021). Pengunjung pasar kering masih sepi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Situasi 14 pasar tradisional di Kota Bogor, Jawa Barat, secara umum masih tampak sepi. Saat ini, persentase tingkat pengunjung mencapai 40 persen atau di bawah batas toleransi yang ditetapkan pemerintah sebanyak 50 persen selama PPKM Level 3.

Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor, Muzakkir menyampaikan, jumlah pengunjung yang datang ke 14 pasar tradisional, kategori pasar kering di daerahnya, baru mencapai 40 persen dibandingkan dengan kondisi normal.

Sementara pengunjung pada bagian pasar tradisional kategori basah, seperti sayur mayur dan buah-buahan, daging dan ikan, serta sembako, aneka bumbu, dan kebutuhan sehari-hari lainnya sudah di atas 50 persen, terutama pada pagi hari. Hanya saja, kata dia, pengunjung belum boleh normal 100 persen.

Muzakkir mengatakan, beberapa faktor yang menjadi penyebab tingkat kunjungan masyarakat ke pasar yang masih rendah, selain penerapan PPKM Level 3, juga dipicu penghasilan masyarakat menurun akibat banyak yang terkena dampak PHK dan usaha yang bangkrut. Kondisi itu berakibat daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pakaian baru dan aksesoris tergolong rendah.

 

Secara keseluruhan, sambung dia, jumlah pedagang komoditas kering maupun basah di Kota Bogor mencapai sekitar 10 ribu orang, tersebar di 14 pasar tradisional. Ke-14 pasar tradisional di Kota Bogor yakni Pasar Devris, Pasar Baru Bogor, Pasar Plaza Bogor, Pasar Blok A dan B Kebon Kembang Bogor (KKB), Pasar Blok F dan G KKB, Pasar Sukasari, dan Pasar Merdeka.

Kemudian, Pasar Jambu Dua, Pasar Padasuka, Pasar Pamoyanan, Pasar Tanah Baru, Pasar Taman Kencana, Pasar Teknik Umum, dan Pasar Gunung Batu. "Penghasilan pedagang pakaian dan aksesoris begitu menurun," kata Muzakkir.

Ekonomi di pasar tradisional terpuruk ketika pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Menurut Muzakkir, kini pada satu pekan pelonggaran aktivitas masyarakat di PPKM Level 3, jumlah pengunjung ke pasar tradisional mulai merangkak naik

Muzakkir optimistis, jika pelonggaran kegiatan ekonomi masyarakat berlanjut hingga akhir 2021, transaksi jual beli di pasar juga meningkat. Dia menuturkan, keramaian lalu lintas kendaraan di jalan raya tidak bisa menjadi tolok ukur kunjungan terhadap pasar juga meningkat signifikan.

"Kuncinya di penghasilan masyarakat, kalau meningkat, pasar tradisional ramai, itu juga jadi standar bahwa mal juga pasti meningkat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement