Rabu 22 Sep 2021 16:17 WIB

Becak Mini Asal Bekasi Tembus ke Belgia

Sayangnya, produksi becak mini initTerjegal pandemi

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Andi Nur Aminah
Pengerajin mengerjakan pesanan miniatur becak mini (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengerajin mengerjakan pesanan miniatur becak mini (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Memulai bisnis, selain membutuhkan modal diperlukan juga insting membaca peluang. Prinsip bisnis ini kemudian membuat Muji Slamet (37), memulai usaha pembuatan bengkel perakitan becak pada akhir 2013.

Pria yang tadinya bekerja sebagai buruh pabrik ini terinspirasi tukang produksi becak yang berjualan tak jauh dari rumahnya. "Awalnya dulu saya melihat ada penjual becak. Kemudian dia sudah gak jualan lagi. Nah di Bekasi itu cuma dia satu-satunya yang produksi becak, saya lihat ini menarik terus saya mencoba (membuatnya)," kata Muji kepada Republika.co.id, Senin (20/9).

Baca Juga

Saat itulah Muji lantas memproduksi sebuah becak yang ia kirim ke Provinsi Lampung. Dengan modal sebesar Rp 10 juta, Muji mulai menjajakan becaknya secara daring melalui Facebook dan juga blog. "Saya iseng-iseng pasarin di online ternyata waktu itu peminat lumayan banyak akhirnya saya jualan," tutur dia.

Pembeli pertama asal Lampung memesan lima unit sepeda dengan ukuran 20 inci. Dari bengkel becaknya, yang beralamat di Kampung Rawa Bugel, Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara itu ia membuat tiga jenis ukuran becak.

 

Di antaranya yang kecil dengan ukuran 16 inci, 20 inci, dan ukuran besar. Masing-masing dipatok dengan harga Rp 2,4 juta, Rp 2,7 juta hingga Rp 4,2 juta per unit.

Dari Kota Bekasi, becak mini dari bengkel Muji mampu menembus pesanan ke Belgia, Brunei Darussalam dan juga Australia. "Hampir seluruh Indonesia sudah terkirim, pas 2019 atau 2020, saya sempat ngirim ke luar negeri, ke Brunei Darussalam pernah, ke Belgia pernah, terakhir ke Australia kurang lebih tahun 2020 atau 2021," ungkapnya.

Muji merinci, pengiriman becak besar ke Brunei Darussalam terjadi tahun 2016 dengan pengiriman 10 unit. Kemudian dua unit becak ke Belgia tahun 2019, serta dua unit becak ke Australia.

Terdampak pandemi 

Dahsyatnya turbulensi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 juga berdampak pada bisnis yang dijalankan Muji. Sebelumnya, ia banjir pesanan yang berasal dari hotel, tempat wisata dan juga pameran-pameran.

Lantaran adanya pandemi, seluruh aktivitas konsumen potensialnya terhenti. Hal ini membuat pesanan becak mini yang berukuran 20 inci berkurang. "Hampir di atas 50 persen, seminggu sebelum pandemi masih bisa menjual 25 hingga 30 unit per bulan. Tapi setelah pandemi ini, rata-rata paling jual tujuh sampai 10 unit," jelas dia.

Dia pun terpaksa harus merumahkan karyawan yang membantunya selama beberapa tahun terakhir. Selama hampir dua tahun terakhir ini, ia mencoba banting setir untuk tetap survive dengan membuka usaha pengiriman barang dan jasa. Namun, produksi becak tetap dilakukan apabila ada pesanan. "Semoga pandemi ini cepat-cepat berakhir, biar paling tidak wisata, hotel kembali normal," ungkapnya.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement