Kamis 30 Sep 2021 15:46 WIB

Tes Antigen Acak Siswa dan Guru Digelar Pekan Kedua Oktober

PTM Terbatas di Kota Bandung sudah dimulai sejak 8 September lalu untuk 330 sekolah.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tes Antigen Acak Siswa dan Guru Digelar Pekan Kedua Oktober (ilustrasi PTM).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Tes Antigen Acak Siswa dan Guru Digelar Pekan Kedua Oktober (ilustrasi PTM).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengungkapkan akan melakukan rapid tes antigen secara acak bagi siswa dan guru yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Kegiatan rapid tes antigen secara acak dilakukan pekan kedua bulan Oktober.

"Sesuai jadwal kemenkes diatas tanggal 6 Oktober," ujar Kepala Dinkes Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara saat dihubungi, Kamis (30/9). Ia menuturkan, uji usap akan dilakukan untuk siswa dan guru yang melaksanakan PTM Terbatas. "Siswa dan guru," katanya.

Ahyani mengaku pihaknya masih menghitung kebutuhan alat rapid tes antigen yang diperlukan melihat sasaran sekolah dan siswa. "Masih dihitung karena ada perhitungan sasaran berapa perssn sekolah dan siswa," katanya.

Kegiatan PTM Terbatas di Kota Bandung sudah dimulai sejak 8 September lalu untuk 330 sekolah. Pada tahap kedua 1.600 lebih sekolah diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku telah mengikuti rapat dengan Menko Maritim dan Investasi membahas tentang rencana uji usap secara acak kepada siswa yang mengikuti PTM. Sampling siswa dilakukan sebanyak 10 persen dari total sekolah yang gelar PTM.

"Hasil tadi malam bersama Menko Maritim sampling jadi kalau sekarang sekolah ada berapa diambil 10 persen," ujarnya. Ia menuturkan, jika hasil uji usap yang dilakukan secara acak menunjukan kasus Covid-19 di bawah 1 persen maka PTM tetap dilanjut.

Namun, apabila persentase berada di angka satu hingga 5 persen maka para siswa tidak diperbolehkan masuk ke kelas. Sedangkan apabila persentase mencapai diatas 5 persen maka sekolah ditutup.

"Sampling gak diambil semua, sekarang udah 1.600 lebih (sekolah gelar PTM) diambil 10 persen," katanya. Yana menuturkan, pihaknya masih akan menyusun kegiatan uji usap secara acak kepada siswa.

"Keputusannya baru malem. Nanti sama disdik," ungkapnya. Ia menuturkan, sejauh ini penyelenggaraan PTM di Kota Bandung relatif berjalan aman dan belum ditemukan siswa yang terpapar kasus Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement