Kamis 30 Sep 2021 19:42 WIB

Sebanyak 94 Ribu Pasien Covid Meninggal Selama Gelombang Dua

Persentase ketersediaan tempat tidur nasional sempat mencapai hampir 80 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, selama lonjakan kasus kedua terjadi terdapat sebanyak 2,5 juta orang yang positif terinfeksi Covid-19 dan 94 ribu orang di antaranya meninggal dunia. Selain itu, angka positivity rate pekanan tertinggi mencapai 30,72 persen atau enam kali lipat dari standar yang ditetapkan WHO.

Sedangkan, kasus aktif pekanan sempat mencapai 24,21 persen dan sebanyak 900 ribu orang dinyatakan sembuh hingga saat ini. "Pencapaian ini diraih dengan perjuangan berat mengingat persentase ketersediaan tempat tidur nasional sempat mencapai hampir 80 persen," kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (30/9).

Wiku menyebut, lonjakan kasus kedua Covid-19 di Indonesia menyebabkan banyak kematian, penurunan produktivitas masyarakat, serta berpengaruh pada kestabilan perekonomian negara. Kondisi inipun mendorong pemerintah untuk memberlakukan kebijakan PPKM yang kemudian berhasil mengendalikan laju penularan.

"Pada kuartal ketiga 2021, pertumbuhan ekonomi adalah sebesar dua persen. Angka ini turun sekitar lima persen dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua yaitu 7,07 persen," lanjutnya.

Wiku mengatakan, lonjakan kasus kedua terjadi karena tingginya mobilitas dan keinginan masyarakat untuk berkumpul. Di samping itu, adanya varian Delta yang juga menyebar luas di sebagian besar negara termasuk Indonesia menyebabkan tingginya laju penularan. Akibatnya, kasus positif pun naik hingga 880 persen dan kenaikannya bertahan selama delapan pekan.

Kenaikan di lonjakan kedua ini tercatat lebih singkat daripada lonjakan kasus pertama yang bertahan selama 13 pekan. "Hal ini dapat dimungkinan karena kemampuan, kesadaran, dan respon kolektif antara seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah dalam penanganan Covid-19 sehingga lonjakan kasus yang terjadi dapat segera ditangani dengan cepat dan kasus dapat segera turun," jelas Wiku.

Gelombang kasus kedua inipun telah berhasil dilewati dan saat ini tren penurunan kasus masih terus terjadi selama 10 pekan terakhir. Wiku mengingatkan agar tren penurunan kasus ini harus terus dijaga mengingat dampak dari kenaikan kasus Covid-19, khususnya pada lonjakan kedua, sangat besar.

"Kita berusaha semaksimal mungkin untuk menghindarinya, untuk tidak terulang kembali," tegas Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement