Jumat 01 Oct 2021 17:29 WIB

Pemerintah Masih Kaji Vaksinasi untuk Anak di Bawah 12 Tahun

Cara utama melindungi anak dari Covid-19 adalah orang di sekitarnya sudah divaksin.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Pemerintah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19. Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik. World Health Organization (WHO) pun menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Foto: istimewa
Pemerintah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19. Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik. World Health Organization (WHO) pun menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah mengaku masih mengkaji keamanan vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun. Meskipun, sejumlah produsen vaksin telah mengeluarkan pernyataan jika produk vaksinnya terbukti aman dan memunculkan antibodi untuk anak usia 5 sampai 11 tahun.

"Pemerintah Indonesia juga masih terus mengkaji bersama dengan badan otoritas yang berwenang, mengenai keamanan vaksin Covid-19 untuk anak usia di bawah 12 tahun," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro dalam konferensi pers secara daring, Jumat (1/10).

Reisa mengatakan, vaksinasi Covid-19 untuk anak di bawah usia 12 tahun juga saat ini masih diteliti kolega sesama ahli terutama Badan Kesehatan Dunia (WHO). Karena itu, para ahli Indonesia yang masuk dalam Indonesian Technical Advisory Gruop on Immunization (ITAGI) baru merekomendasikan vaksinasi anak baru bisa untuk di atas 12 tahun.

Namun, Reisa mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melindungi anak-anak di bawah usia 12 tahun, sebelum tersedia vaksin anak usia 5-11 tahun. Pertama, Reisa mengajak orang dewasa mengenalkan protokol kesehatan yang ketat kepada anak, dengan belajar memakai masker dan sering mencuci tangan. Kemudian, ajarkan kepada anak tentang ruang publik yang aman dari penyebaran virus Covid-19.

"Agar paham tidak semua ruang publik itu aman bagi mereka dan bahkan bepergian keluar rumah pun harus pilih-pilih, hanya ketika alasan yang kuat dan dampaknya bagus untuk anak balita, batita atau yang di bawah 12 tahun," katanya.

Reisa melanjutkan, cara kedua, dengan memastikan anak di bawah usia 12 tahun mendapat imunisasi dasar lengkap dan sesuai jadwal. Di samping itu, beri asupan gizi dan kegiatan fisik sesuai dengan grafik tumbuh kembang anak, agar anak-anak dapat bertumbuh optimal sesuai dengan usianya.

Selain itu, cara utama melindungi anak juga bisa dilakukan dengan memastikan orang dewasa di sekitarnya divaksin. "Selagi vaksin Covid-19 untuk anak belum tersedia, cara utama melindungi anak usia dibawah 12 tahun adalah, dengan cara memastikan orang dewasa, di sekitar mereka sudah divaksinasi, ayah ibu, pengasuh, asisten rumah tangga atau kalau ada kakek nenek, saudara dekat dan tinggal bersama di satu rumah, mereka yang sudah memenuhi syarat untuk divaksin, harus sesegera mungkin divaksinasi," katanya

Sebelumnya, beberapa perusahaan diantaranya Pfizer dan BioNTech mengatakan vaksin Covid-19 buatan dua perusahaan itu memicu respons kekebalan yang kuat pada anak-anak usia 5 hingga 11 tahun. Kedua perusahaan itu berencana meminta persetujuan sesegera mungkin agar vaksin itu dapat digunakan pada kelompok usia tersebut di Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara lain.

Kedua perusahaan mengatakan vaksin dua dosis Pfizer/BioNTech menghasilkan respons kekebalan pada anak usia 5-11 tahun dalam uji klinis fase II dan III. Hasil itu sesuai dengan hasil yang diamati pada uji klinis sebelumnya pada kelompok usia 16 hingga 25 tahun.

Indikator keamanan yang dihasilkan secara umum juga sebanding dengan kelompok usia yang lebih tua itu. "Hasil uji klinis ini memberikan fondasi yang kuat untuk meminta persetujuan penggunaan vaksin kami pada anak-anak 5 hingga 11 tahun, dan kami berencana mengajukannya kepada FDA dan regulator lain secepat mungkin," kata Presiden Direktur Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement