Selasa 26 Oct 2021 20:42 WIB

Memasuki PTM, Jabar Giat Antisipasi Siswa Terpapar Covid-19

Jika pada PTM terjadi positif Covid-19, maka sekolah wajib PJJ dua pekan.

Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik) Jabar  memastikan keselamatan peserta didik yang tengah melaksanakan pembelajaran tatap Muka (PTM) dengan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Tujuannya agar potensi penularan Covid-19 dari berbagai klaster bias terantisipasi.

Menurut Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi, berkaca pada kasus positif Covid-19 yang mengakibatkan 14 sekolah di Kota Bandung, maka pembelajaran terpaksa harus secara daring. Kata dia, adanya kasus positif Covid-19 tersebut, mayoritas berasal dari klaster keluarga.

‘’Yang harus kita lakukan adalah bukan hanya kesehatan dan keselamatan siswa saat berada di lingkungan sekolah, tetapi kita juga harus memastikan keselamatan dan kesehatan siswa saat dari rumah ke sekolah, ataupun dari sekolah pulang ke rumah,’’ ujar Dedi, Senin (26/10).

Karena itu, tutur Dedi, diperlukan peran dari semua pihak, mulai dari cabang dinas, satuan tugas, pihak keamanan, maupun pemerintah kota dan kabupaten.

Dikatakan Dedi, dari 5.033 sekolah yang berada di Jabar, terdapat 2.922 sekolah yang saat ini sudah menggelar PTM dengan AKB. Pelaksanaan PTM dilakukan secara bertahap mulai 8 September 2021.

‘’Untuk Bogor dan Depok, PTM dilaksanakan pada awal Oktober,’’ katanya. Dengan penurunan kasus positif Covid-19 di Jabar yang terjadi belakangan ini, sambung Dedi, ada sekitar 1.600 sekolah yang telah mengajukan PTM.

Sejak awal, pihaknya meminta satuan pendidik agar menyiapkan semua layanan bagi siswa, baik itu untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) maupun PTM. Adapun proses pelaksanaan PTM, imbuh dia, sebelumnya orang tua maupun wali siswa diminta untuk memilih antara PTM maupun PJJ.

Selanjutnya, pengawas sekolah melakukan pengecekan terhadap setiap sarana yang ada di sekolah. ‘’Bila terjadi kekurangan menjadi bagian yang harus dilengkapi,’’ tambahnya. Dedi menjelaskan, jika pada PTM terjadi kasus positif Covid-19 lebih dari lima persen, maka sekolah tersebut akan ditutup sementara dengan jangka waktu dua pekan.

Sementara itu, PJJ akan dilaksanakan sembari menunggu perkembangan dari hasil laporan kontak tracing. ‘’Yang positif Covid isolasi mandiri, jika perlu ke rumah sakit segera kontak puskesmas,’’ tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement