Sabtu 30 Oct 2021 12:02 WIB

Disparbud Jabar Optimistis Gaet Investor di Dubai Expo 2020

Jawa Barat menjadi salah satu wilayah favorit wisatawan karena kondisi alam

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Warga mengikuti vaksinasi COVID-19 pada wisata vaksin di Sayangkaak, Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021). Dinas Pariwisata bekerjasama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah Ciamis menggelar wisata vaksin untuk mendorong percepatan target vaksinasi di kawasan wisata.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Warga mengikuti vaksinasi COVID-19 pada wisata vaksin di Sayangkaak, Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021). Dinas Pariwisata bekerjasama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah Ciamis menggelar wisata vaksin untuk mendorong percepatan target vaksinasi di kawasan wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar menawarkan sejumlah potensi investasi dalam ajang Dubai Expo 2020 yang diselenggarakan tahun ini di Uni Emirat Arab (UEA). Menurut Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik, pihaknya optismistis upaya menggeliatkan perekonomian di tengah pandemi tersebut membuahkan hasil menjaring investor dari timur tengah.

Dedi Taufik memberikan penjelasan mengenai potensi ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui "West Java Week Talkshow" secara hybrid yang merupakan rangkaian acara Dubai Expo 2020.

Dalam acara yang dihadiri pula oleh Atalia Praratya tersebut, Dedi Taufik menjelaskan Jawa Barat menjadi salah satu wilayah favorit wisatawan karena memiliki destinasi pariwisata berbasis alam dari mulai gunung, air terjun, hingga pantai. 

“Jawa Barat punya pantai di Pangandaran, lalu ada Kawah Putih, Tangkuban Parahu. Lalu, ada pula destinasi buatan seperti taman hiburan, taman safari atau Jatiluhur,” ujar Dedi, Sabtu (30/10).

 

Menurut Dedi, masih banyak lagi proyek wisata termasuk budayanya juga. Yakni, ada Desa Ciptagelar, tari topeng, angklung. "Belum lagi kalau berbicara tentang kuliner. Ini sangat diminati oleh wisatawan, termasuk produk kreatif yang dihasilkan warga Jawa Barat,” katanya.

Indikator mengenai Jawa Barat sebagai primadona wisatawan adalah, berdasarkan data, pada tahun 2019 kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 3,6 juta orang. Sedangkan wisatawan nusantara sebanyak 64 juta jiwa.

Pandemi Covid-19 ia akui berpengaruh signifikan dengan penurunan kunjungan wisatawan karena berbagai kebijakan untuk sektor kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Kunjungan wisatawan nusantara sepanjang tahun 2020 tercatat 31 ribu jiwa, sedangkan wisatawan nusantara berada di kisaran 35 juta jiwa.

“Tahun ini, kami fokus pada sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi. Salah satu yang diandalkan dalam pemulihan ekonomi ini adalah sektor pariwisata. Kami sudah memberlakukan prokes yang ketat sesuai CHSE, kemudian wisata halal juga banyak terdapat di jabar. Ini pun salah satu misi dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang ingin ekonomi bergeliat, namun sektor kesehatan tetap berjalan secara baik,” paparnya.

Di antara banyaknya potensi yang dimiliki, kata dia, dalam kegiatan Dubai Expo 2020, pihaknya pun menawarkan investasi terhadap dua proyek, yakni West Java Creative Market dan Ciater Tourism Area.

“Ciater itu kurang lebih nilai investasinya Rp 1,3 triliun, sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, karena serapan tenaga kerjanya bisa banyak dan transaksi ekonominya pun tinggi,” paparnya.

“Kami optimistis bisa menjaring investor dari timur tengah. Berhubungan atau tidak, ada momentum tren bisnis yang naik antara Jabar dan UEA,” katanya.

Pernyataan itu didasarkan pada data periode Januari-Juli 2021, ekspor Jawa Barat ke UEA menunjukan kenaikan 40,1 persen dibanding periode yang sama 2020 lalu. Selain itu, kinerja ekspor non migas di Agustus 2021 mengalami peningkatan sebesar 37.54 persen jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2020. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement