Rabu 10 Nov 2021 18:28 WIB

Bantu Pemulihan UMKM, KPED Jabar Luncurkan Blanjakeun

Dengan sistem ini diharapkan UMKM yang terdampak pandemi bisa terbantu.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jawa Barat (Jabar) meluncurkan
Foto: istimewa
Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jawa Barat (Jabar) meluncurkan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jawa Barat (Jabar) meluncurkan "Blanjakeun", toko atau media pemasaran khusus bagi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Jabar. Menurut Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar, Ipong Witono, keberadaan Blanjakeun diproyeksikan untuk membantu pemasaran produk UMKM Jabar yang terdampak pandemi Covid-19.

Menurut Ipong, berbeda dengan sistem yang digunakan supermarket, di Blanjakeun pembayaran produk UMKM tersebut dilakukan di awal. "Jadi, produk UMKM diborong, dibeli dulu, dengan anggaran KPED, lalu dijual di toko Blanjakeun, baik secara online maupun offline," ujar Ipong, saat acara Peluncuran Blanjakeun di Toko Blanjakeun (Bober Cafe), Rabu (10/11). 

Dengan sistem pembayaran tersebut, kata dia, diharapkan UMKM yang terdampak pandemi bisa terbantu. Perputaran modal mereka bisa lebih cepat, sehingga bisa segera pulih.

Seperti diketahui, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, sebanyak 87,5 persen UMKM, termasuk di Jabar, terdampak pandemi. Sejumlah UMKM bahkan terpaksa gulung tikar.

 

"Blanjakeun adalah wujud nyata kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan masyarakat dalam menghadapi resesi ekonomi di tengah pandemi, khususnya dalam rangka pemulihan sektor UMKM," katanya.

Produk makanan yang dipasarkan melalui Blanjakeun, kata dia, sudah melalui proses kurasi oleh komunitas UMKM yang tergabung dalam berbagai asosiasi. Hasilnya, ada sebanyak 176 UMKM yang berhasil lolos atau produknya ditampilkan di Blanjakeun.

Untuk saat ini, produk makanan yang dipasarkan di Blanjakeun baru berasal dari Bandung Raya, Majalengka, Sumedang, Garut dan Purwakarta. Jika toko tersebut berhasil, rencananya program ini akan diduplikasi di sejumlah titik di Jabar.

Produk yang dipasarkan terdiri dari aneka kripik, aneka kue kering, aneka sambal, aneka abon, kuliner beku. Umur simpan maksimal makanan dan minuman yang dipasarkan di Blanjakeun adalah tujuh hari.

Sementara menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar Kusmana Hartadji, hadirnya Blanjakeun merupakan bentuk keberpihakan pemerintah dalam mendukung pemasaran produk UMKM. 

Kusmana, yang juga ketua Divisi UMKM dan Ekonomi Kreatif KPED Provinsi Jabar, mengatakan, keberadaan Blanjakeun menjadi krusial sebagai hub pemasaran produk UMKM Jabar, mengingat lebih banyaknya UMKM di kabupaten dibandingkan perkotaan."Pada tahun 2021, Divisi UMKM, Penerbitan, dan Ekraf merancang sebuah hub pemasaran bekerja sama dengan koperasi. Pemilihan koperasi sebagai pengelola toko bertujuan untuk mendorong digitalitasi koperasi, khususnya yang beranggotakan UMKM," paparnya.

Dengan demikian, kata dia, selain memperkuat UMKM, melalui program tersebut koperasi juga dapat terangkat, baik dari sisi pembukaan peluang pasar maupun akses digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement