Kamis 11 Nov 2021 19:37 WIB

Curah Hujan di Jabar Diprediksi 40 Persen Lebih Tinggi

Pemerintah daerah harus mengantisipasi kemungkinan timbulnya bencana hidrometeorologi

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Curah Hujan di Jabar Diprediksi 40 Persen Lebih Tinggi (ilustrasi).
Foto: Flickr
Curah Hujan di Jabar Diprediksi 40 Persen Lebih Tinggi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Sebagian wilayah Jawa Barat (Jabar) sudah memasuki musim hujan sejak November 2021. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan kali ini akan lebih tinggi dibandingkan musim hujan sebelumnya. 

Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Indra Gustari mengatakan, musim hujan kali ini akan disertai fenomena cuaca La Nina. Artinya, curah hujan diperkirakan akan semakin tinggi dibanding musim hujan sebelumnya. 

"Fenomena La Nina ini tidak setiap tahun ada. Jadi akan ada peningkatan curah hujan dibanding musim hujan biasanya," kata dia di Kota Tasikmalaya, Kamis (11/11).

Menurut dia, peningkatan curah hujan akan terjadi sebesar 40 persen dibanding musim hujan biasanya. Karena itu, pemerintah daerah harus mengantisipasi kemungkinan timbulnya bencana hidrometeorologi.

Ia menjelaskan, peningkatan curah hujan pasti akan berdampak kepada masyarakat apabila pemerintah daerah tidak melakukan persiapan dengan baik. Ia mencontohkan, curah hujan yang tinggi akan menimbulkan genangan ketika sistem drainase di wilayah itu tidak siap menampung air hujan. 

"Karena drainase biasanya menampung air hujan dengan curah hujan normal. Ketika ada curah hujan tinggi, drainase yang ada tak akan mencukupi," ujar dia.

Menurut dia, hal itu yang perlu diantisipasi oleh pemegang kebijakan di level daerah. Sebab, curah hujan yang tinggi berpotensi berdampak bencana. Dengan diberikannya informasi mengenai prediksi musim hujan, diharapkan pemerintah daerah bisa bersiap untuk mengantisipasi dampak yang akan terjadi.

"Misalnya, gorong-gorong harus disiapkan. Kalau tidak siap, pasti akan timbul genangan," kata dia.

Selain berpotensi menimbulkan genangan, Indra menilai, curah hujan juga berpotensi menimbulkan bencana lain, seperti angin kencang, petir, dan tanah longsor. Sebab, turunnya hujan biasanya akan disertai angin kencang dan sambaran kilat. Selain itu, sifat hujan juga mengurangi kemampuan tanah untuk mengikat, sehingga bisa menyebabkan pergerakan tanah atau tanah longsor. 

Ia menambahkan, berdasarkan prediksi BMKG, musim hujan di wilayah Jabar akan terjadi hingga Januari 2022. Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada November hingga Januari. 

Namun, menurut Indra, musim hujan di wilayah Jabar saat ini masih belum merata. "Di Jabar bagian selatan seperti Depok dan Bogor itu sudah masuk hujan sejak September. Nanti yang terakhir nanti bagian utara seperti Karawang dan Indramayu. Diperkirakan di utara baru pada Desember masuk musim hujan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement