Rabu 01 Dec 2021 19:03 WIB

Jadi Binaan Telkom, Milenial Ini Sukses Berbisnis Fesyen

Bermula dari bisnis aksesori kulit, kini Taufik beralih ke produk fesyen pria.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
UMKM fesyen asal Bandung Cottongo, berani membuat terobosan. Hasilnya, di masa pandemi Covid-19, penjualan UMKM mitra binaan Telkom Witel Bandung Barat ini naik hingga 300 persen.
Foto: istimewa
UMKM fesyen asal Bandung Cottongo, berani membuat terobosan. Hasilnya, di masa pandemi Covid-19, penjualan UMKM mitra binaan Telkom Witel Bandung Barat ini naik hingga 300 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--UMKM fesyen asal Bandung, Cottongo, berani membuat terobosan. Hasilnya, di masa pandemi Covid-19, penjualan UMKM mitra binaan Telkom Witel Bandung Barat ini naik hingga 300 persen. 

Menurut Owner UMKM Cottongo, Muhammad Taufik, ia membuka usaha produk fesyen pria. Taufik memang berbeda dibandingkan anak muda pada umumnya. Sejak masih kuliah ia memiliki  minat di  bidang bisnis.

Baca Juga

Taufik mengatakan, mulanya ia menekuni produksi aksesori dari bahan kulit. Lalu selepas lulus perguruan tinggi ia  terjun dalam bisnis fesyen, khususnya busana anak muda. “Sebenarnya bisnis fesyen sudah cukup riuh, tapi saya yakin masih ada peluang untuk produk fesyen saya,” ujar Taufik, Rabu (1/11).

Melalui jenama “Cottongo”, Taufik  memilih target pasar profesional muda. Alasannya, karena para profesional muda adalah orang yang kerap memperhatikan penampilannya. Nama Cottongo, kata dia, sengaja dipilih karena selain terasa unik, salah satu produknya adalah busana kasual berbahan dasar katun, sesuai dengan taglinenya “Your comfortable daily wear companion”.

Cottongo, kata dia, mencoba memenuhi kebutuhan profesional muda, khususnya anak muda dalam berbusana. Varian busana yang diproduksinya, smart and simple alias casual outfit.

Desain Cottongo, menurut Taufik, banyak diilhami dari merek-merek terkenal. Namun, tim desain Cottongo menyesuaikannnya dengan selera anak muda Indonesia.  “Saya dan tim manajemen Cotongo kebanyakan anak muda, jadi kami tahu apa yang diinginkan para profesional muda,” kata Taufik.

Taufik, sebagai pelaku UMKM, mengakui bahwa menjalankan usaha itu tidak mudah. Tapi, ia percaya, apabila ditekuni secara serius, akan berkembang.“Kendala yang kita temui selama menekuni usaha ini adalah permodalan,” katanya. 

Taufik menceritakan, setelah usahanya menjadi mitra binaan Telkom Witel Bandung Barat, sebagian persoalan permodalan sudah terpecahkan, berkat bantuan dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Selain itu, Telkom juga kerap memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan. “Bantuan permodalan dari Telkom itu  dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi,” kata Taufik. 

Sekarang, pesanan berapa pun ia mampu memenuhinya. Terkait pemasaran ini, menurut Taufik, usahanya  banyak dibantu oleh pemasaran secara digital. "Jujur, di awal pandemi adalah masa terberat. Waktu itu PSBB dan kami berinsiatif berjualan melalui marketplace," kata Taufik.

"Kita harus jeli dan mau belajar hal baru, aku pun di awal pandemi dipaksa untuk beradaptasi, untuk mengembangkan usaha secara digital, dan sekarang manfaatnya besar. Pemasaran Cottongo sekarang lebih banyak secara online,” papar Taufik. 

Taufik menilai, pemasaran digital ini cukup menjanjikan. Ada dua marketplace yang ia manfaatkan untuk memudahkan pelanggan menjangkau produk-produknya.

Langkah pemasaran digital ini diambil, kata dia, karena Cottongo belum memiliki outlet atau toko untuk menjual produknya. “Lagi pula selama pandemi Covid-19 kita tidak dimungkinkan untuk kontak secara fisik dengan pelanggan,” katanya 

Pemasaran digital, kata dia, banyak memberi kemudahan bagi calon pembelinya. Calon pembeli tinggal memilih melalui marketplace. Setelah itu, transaksi pembayaran dapat diselesaikan dengan mudah melalui transfer bank atau dompet digital. Kemudian barang dikirimkan ke alamat yang dituju melalui jasa pengiriman.

Saat ini, kata dia, Cottongo hanya membuat busana untuk pria. Tapi, Taufik berkeinginan juga untuk masuk ke pasar busana perempuan. “Busana perempuan, khususnya busana perempuan dewasa, cukup besar, apalagi perempuan itu kan sangat memperhatikan busana yang dikenakannya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement