Jumat 03 Dec 2021 12:31 WIB

Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Kemasan

Operasi pasar minyak goreng dilakukan mengingat kondisi harga minyak mentah.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Kemasan (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Kemasan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar operasi pasar komoditas minyak goreng kemasan premium ukuran dua liter seharga Rp 30 ribu untuk masyarakat kurang mampu di tiap kelurahan. Total terdapat 5.000 minyak goreng kemasan ukuran dua liter yang dijual.

"Alhamdulillah hari ini kita di bawah leading sektor dinas perindustrian dan perdagangan juga asisten perekonomian berkolaborasi dengan Aprindo melasanakan operasi pasar minyak goreng," ujar Wali Kota Bandung Oded M Danial kepada wartawan saat meninjau stan penjualan minyak goreng di Taman Dewi Sartika, Jumat (3/12).

Ia menuturkan operasi pasar minyak goreng dilakukan mengingat kondisi harga minyak mentah saat ini yang mengalami kenaikan di level dunia. Penjualan minyak goreng sendiri dilakukan melalui kecamatan untuk menghindari kerumunan dengan kuota tiap kelurahan 30 unit kemasan.

"Kita ingin semua tapi gak mungkin (terbatas)," katanya. Oded menegaskan penjualan minyak goreng kemasan harus tepat sasaran yaitu masyarakat kurang mampu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan terdapat 9 toko ritel yang terlibat dalam operasi pasar. Harga minyak goreng kemasan ukuran dua liter yang dijual di bawah harga pasar yaitu Rp 30 ribu.

"Kita ketahui harga minyak goreng cukup signifikan sesuai arahan pak wali pemerintah harus hadir, harga yang dilepas per dua liter Rp 30 ribu sedangkan di pasaran Rp 37 sampai 40 ribu. Subsidi ini oleh CSR masing-masing ritel. Hari ini ada 5.000 kemasan minyak goreng," katanya.

Di tengah kondisi pandemi Covid-19, ia melanjutkan penjualan sendiri tidak dilakukan dengan cara on the spot sebab untuk menghindari kerumunan. Pihaknya bekerjasama dengan pihak kecamatan melakukan pendataan warga yang ingin membeli minyak goreng.

"Masing-masing kelurahan di kasih 30 pouch, kalau ada 8 kelurahan di satu kelurahan maka dikasih 240 pouch," katanya. Masyarakat yang hendak membeli terlebih dahulu membayar dan dikumpulkan oleh kelurahan selanjutnya diberikan kepada toko ritel.

"Dipilih warganya oleh kelurahan. Saya minta ada pelaku usaha mikro, warga kurang mampu yang membutuhkan minyak," ungkapnya. Ia mengatakan selisih harga minyak goreng yang dijual selama operasi pasar relatif besar dan tiap pembeli hanya dapat membeli satu kemasan minyak goreng ukuran dua liter.

Kasi Ekbang Kecamatan Buah Batu Asep mengaku akan segera menyalurkan minyak goreng kepada 4 kelurahan yang ada di Buah Batu. Pihaknya akan menjual minyak goreng terlebih dahulu kepada masyarakat tidak mampu yang bekerja sebagai linmas dan gober.

"Kita cuma ngebagiin yang tidak mampu, di kelurahan ada gober dan linmas diutamakan dulu dibeli sama mereka," katanya. Pihaknya tidak akan menjual kepada masyarakat umum sebab jumlah minyak goreng yang dijual terbatas.

Kondisi tersebut berpotensi memicu permasalahan sosial. "Kalau ke masyarakat, mereka tahu gak akan kebagian dan bisa memicu masalah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement