Selasa 07 Dec 2021 15:43 WIB

Tanah Longsor Dominasi Bencana di Kota Bogor Selama November

Dari 79 bencana, terjadi 40 tanah longsor di Kota Bogor sepanjang November 2021.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, ditemui usai meninjau beberapa lokasi bencana alam, Senin (8/11).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, ditemui usai meninjau beberapa lokasi bencana alam, Senin (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, menunjukkan selama November 2021, Kota Bogor dilanda 79 bencana. Adapun insiden tanah longsor menjadi tren bencana di Kota Bogor selama November lalu.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengatakan, dari 79 kejadian bencana, 40 bencana di antaranya merupakan kejadian tanah longsor. Termasuk juga kejadian tanah ambles.

Baca Juga

"Di bulan November ini intensitas hujan kembali cukup tinggi, berdampak sering terjadinya tanah longsor. Berbeda dengan kejadian banjir yang hanya terjadi sesaat saja," ujar Theo kepada Republika di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/12).

Theo menjelaskan, insiden paling banyak kedua setelah tanah longsor yakni kejadian pohon tumbang. Selama sebulan, sekitar 13 pohon tumbang akibat dampak dari cuaca hujan deras disertai angin kencang, yang melanda wilayah Kota Bogor.

 

Sementara itu, ada 12 kejadian bangunan roboh, tiga kejadian kebakaran, serta enam kejadian lain, seperti penyelamatan hewan kucing, sarang tawon, dan sebagainya. "Pada bulan ini sebanyak 175 jiwa dari 102 kepala keluarga (KK) terdampak bencana. Dua di antaranya, mengalami luka ringan akibat serangan tawon, serta pada kejadian kebakaran pada 28 November lalu," tutur Theo.

Tidak hanya berdampak pada warga, Theo melanjutkan, pada November lalu, ada sembilan tembok penahan tanah (TPT) terdampak bencana longsor. Berikut dengan enam tiang fasilitas umum milik PLN dan PJU, yang terdampak tanah longsor dan pohon tumbang.

Sementara itu, 83 rumah warga juga terdampak. "Ada 20 rumah rusak berat, sedangkan sisanya rusak sedang sebanyak empat rumah dan rusak ringan pada 59 rumah," ujar Theo.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Citeko, Fatuhri Syabani, menjelaskan, tingginya curah hujan di wilayah Bogor dipengaruhi oleh fenomona La Nina. "Untuk wilayah Puncak Bogor, tren meninggkatnya curah hujan sudah terpantau sejak Oktober dan memasuki Desember curah hukan semakin naik. Menujukkan di atas rata-rata," kata Fathuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement