REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan ia telah berbicara dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Selain mengucapkan selamat atas dilantiknya Scholz, kedua kepala pemerintahan itu juga membahas berbagai isu termasuk penumpukan pasukan yang dilakukan Rusia dekat Ukraina.
"Hari ini, saya berbicara dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk menyampaikan selamat atas penunjukkannya," cicit Biden di Twitter, Sabtu (11/12).
Gedung Putih mengatakan dalam pembicaraan tersebut Biden menegaskan kembali 'dukungannya pada peningkatan hubungan AS-Jerman dan keinginan untuk memperkuat kerja sama transatlantik'. Selain Rusia, Biden dan Scholz membahas pandemi Covid-19 dan isu-isu lainnya.
"Kedua pemimpin membahas isu-isu seperti upaya mengakhiri pandemi Covid-19, mengatasi ancaman perubahan iklim, dan mengatasi eskalasi pasukan Rusia di sekitar Ukraina," kata Gedung Putih.
Scholz yang berasal dari Partai Sosial Demokrat resmi dilantik sebagai kanselir Jerman, mengakhiri kekuasaan Angela Merkel. Ia meluncurkan koalisi tiga arah dengan janji meningkatkan investasi hijau dan memperkuat integrasi Eropa.
Biden mengatakan dalam pertemuan virtual dengan Presiden Rusia Vladimir Putin akan ada konsekuensi ekonomi jika Moskow memilih untuk menginvasi Ukraina. Dalam pertemuan itu, Putin meminta NATO menjamin tidak akan maju ke bagian timur Ukraina.
Sebelumnya Kanselir Scholz mengungkapkan ia 'sangat prihatin' dengan penumpukan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. "Itu mengapa penting bagi Eropa untuk tegas dalam bidang ini dan menunjukkan perbatasan Eropa tidak bisa dilanggar," katanya.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen membahas konsekuensi ekonomi pada Rusia dengan Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner. "(Yellen) mengungkapkan minatnya untuk bermitra dengan Jerman dalam tindak kontinjensi yang dapat dengan cepat diterapkan untuk membebankan perekonomian Rusia," kata Kementerian Keuangan AS.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
