Senin 20 Dec 2021 13:28 WIB

Mayoritas PCNU di Jabar Dukung Gus Yahya Jadi Ketum PBNU

Mayoritas PCNU di Jabar deklarasikan dukung Gus Yahya pimpin PBNU

Mayoritas PCNU di Jabar deklarasikan dukung Gus Yahya pimpin PBNU. (foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Mayoritas PCNU di Jabar deklarasikan dukung Gus Yahya pimpin PBNU. (foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 16 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dari 27 PCNU se-Jawa Barat mendeklarasikan dukungan kepada KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) untuk menjadi Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 NU di Provinsi Lampung.

"Sebanyak 16 PCNU telah bulat akan memilih KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU untuk periode lima tahun mendatang," kata Ketua PCNU Cianjur Choirul Anam MZD dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (20/12).

Baca Juga

Menurut Choirul, kesepakatan mayoritas PCNU itu dihasilkan pada pertemuan yang digelar di Kota Bekasi, Ahad (19/12). PCNU yang telah final memberikan dukungan, antara lain PCNU Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kabupaten Kuningan, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

Choirul optimistis dukungan kepada Gus Yahya akan bertambah karena beberapa pengurus cabang lain telah menyatakan siap untuk menyusul dalam barisan 16 PCNU. "Dalam satu atau dua hari ke depan, peta dukungan PCNU se-Jawa Barat kian terang hingga lebih dari 20 jumlahnya," katanya.

Menurutnya, para Pengurus Cabang NU adalah orang-orang yang paham organisasi dan tantangannya ke depan. "Tentu mereka melihat regenerasi saat ini adalah hal yang harus dilakukan," ujar Choirul.

Menurut Choirul, tantangan NU saat ini semakin kompleks, apalagi adanya pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya usai. Sektor yang perlu mendapat perhatian, antara lain pendidikan, kesehatan, dan ekonomi umat. "Melihat besarnya tantangan bangsa ini, NU harus lebih bisa berkiprah. Kami berharap Gus Yahya bisa menjadikan ini sebagai program prioritas yang nantinya bisa bermanfaat bagi internal NU dan umat secara lebih luas," ujarnya.

Ia berharap Muktamar NU yang rencananya dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (22/12) bisa menghasilkan banyak rumusan yang strategis dalam pengembangan organisasi. Jika terkait pemilihan ketua umum PBNU ada persaingan, menurut dia, adalah bagian dinamika organisasi yang wajar.

"NU sudah berpengalaman. Meski ada dinamika tentu sebenarnya semua bermuara pada kemaslahatan organisasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement