Rabu 29 Dec 2021 13:44 WIB

Walkot Idris: Monorel Jadi Opsi Terbaik Dibanding Lebarkan Jalan

Idris sebut monorel jadi salah satu cara untuk kurangi kemacetan di Kota Depok.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Depok, Mohammad Idris
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Wali Kota Depok, Mohammad Idris

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Untuk mengatasi masalah kemacetan di Kota Depok, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berwacana akan membangun moda transportasi kereta cepat Monorel. Wacana tersebut sudah mendapat persetujuan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (BPTJ).

"BPTJ sudah menyetujui pembangunan kereta cepat Monorel," kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris di Balai Kota Depok, Selasa (28/12).

Baca Juga

Lanjut Idris, proyek pembangunan Monorel ini juga telah melalui kajian dari sejumlah pakar dan akademisi dan Dinas Perhubungan(Dishub) Kota Depok. "Rencana pembangunan Monorel ini tinggal menunggu persetujuan dan pengesahan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN," kata dia

Menurut Idris, keberadaan Monorel sudah menjadi keharusan karena menjadi salah satu cara untuk mengurangi kemacetan di Kota Depok. Pembangunan Monorel dinilai opsi terbaik atasi kemacetan dibandingkan melakukan upaya pelebaran jalan.

"Selebar apapun jalanan di Kota Depok, tidak sebanding dengan migrasinya dan jumlah kendaraan yang terus bertambah lagi," jelasnya.

Ia menambahkan, selain itu pembangunan moda transportasi publik ini juga bertujuan untuk menekan jumlah kendaraan pribadi yang berimbas pengurangan polisi udara.

"Rencananya, titik awal Monorel akan dimulai dari perbatasan lintasan LRT Cibubur di Harjamukti, Kota Depok. Lalu dari LRT Cibubur dihubungkan ke Pondok Cina, dari sana ada beberapa ruas nanti. Kemudian dari Pondok Cina ke Bojongsari, Cinere, terus putar ke Sawangan," papar Idris.

Persoalannya, lanjut Idris, hingga saat ini, pihaknya juga masih menunggu LRT di Cibubur berfungsi. "Monorel di Kota Depok Ini sangat terkait dengan berfungsinya LRT di Cibubur," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement