Ahad 02 Jan 2022 15:17 WIB

Rambah Pasar Eropa, Warga di Kampung Rotan Berdaya dengan Jangkar

Generasi muda Desa Leuwilaja tidak lagi meneruskan kerajinan rotan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Rambah Pasar Eropa, Warga di Kampung Rotan Berdaya dengan Jangkar (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Rambah Pasar Eropa, Warga di Kampung Rotan Berdaya dengan Jangkar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MAJALENGKA -- Rotan telah menjadi bagian dari hidup warga di Desa Leuwilaja, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka sejak 1980-an. Meski bukan daerah penghasil rotan, namun 80 persen warga di desa itu memiliki mata pencaharian sebagai pengayam rotan.

Namun sayang, seiring perjalanan waktu, generasi muda Desa Leuwilaja tidak lagi meneruskan kerajinan rotan yang pernah dirintis generasi terdahulunya. Karenanya, banyak pabrik yang kekurangan tenaga kerja hingga menyebabkan menurunnya produksi.

Baca Juga

Kondisi itu menimbulkan keresahkan pada diri Onong (35). Salah satu generasi muda Leuwilaja itu sangat peduli untuk kembali melestarikan rotan yang pernah berjaya di desanya. Dia pun berupaya untuk menjadikan anyaman rotan sebagai sumber perekonomian warga.

Hal tersebut akhirnya mempertemukan Onong (35) dengan Dompet Dhuafa Jawa Barat. Melalui program pemberdayaan ekonomi dari dana zakat Dompet Dhuafa, maka diadakan pelatihan kepada 12 orang pengrajin. Tak hanya pelatihan, namun diberikan pula bantuan stimulan berupa tiga kuintal bahan baku rotan.

Pada September 2019, terbentuklah program Jabar Berdaya dengan Kampung Rotan (Jangkar), program pemberdayaan rotan Dompet Dhuafa Jawa Barat.

‘’Awal penerima manfaat ada 12 orang. Kini terbagi, yakni tiga orang masih menganyam bersama-sama, sedangkan lainnya ada yang sudah mendirikan kelompok di tempatnya masing-masing, mengajak penerima manfaat lainnya,’’ kata Kepala Unit Program Dompet Dhuafa Cirebon, Nuryana, Ahad (2/1).

Melalui program itu, tercapai rata-rata 3.000 pieces produk anyaman rotan dalam sebulan. Produk anyaman itu memiliki ragam ukuran dari yang kecil, sedang, sampai paling besar.

‘’Saat ini tentu harapannya menjadikan rumah induk produksi juga menambah kelompok, agar bisa menambah hasil produksi dan penjualan. Beberapa kelompok sudah dimandirikan,’’ terang Nuryana.

Sementara itu, ditemui di sebuah rumah produksi Jangkar Desa Leuwilaja, Onong pun menunjukkan beberapa produk anyaman rotannya. Dia berkisah, menganyam rotan sejak 2009. Dengan hadirnya program Jangkar Dompet Dhuafa Jawa Barat, banyak tenaga kerja yang terserap.

Salah satunya Lili (22). Pria lulusan SMP itu sebelumnya lama menganggur. Dengan adanya program Jangkar, dia bersyukur bisa diajak menjadi penganyam rotan. Dalam sehari, dia dapat memproduksi 20-30 unit keranjang rotan, dengan pendapatan Rp 500 ribu – Rp 700 ribu per minggu. Bulan lalu, dia pun baru saja melangsungkan pernikahannya.

‘’Kehadiran Jangkar, bagi kami bukan sekedar memiliki pendapatan utama atau tambahan saja. Namun, kami juga bisa mengembangkan relasi, mindset terbuka, banyak relasi. Dari situ, saya punya misi untuk terus mengembangkannya. Meski sebatas coba-coba, tapi mereka merasakannya nyata,’’ tutur Onong.

Tak hanya Onong dan Lili, banyak ibu-ibu di Kecamatan Sindangwangi, Rajagaluh dan Leuwimunding, juga ikut merasakan berkahnya manfaat zakat. Secara tidak langsung, kehidupan ekonomi mereka ikut terangkat karena membantu proses produk rotan yang siap dijual.

Bahkan, produk rotan yang dihasilkan Onong dan kawan-kawannya, sebagian besar terserap oleh salah satu pabrik, yang nantinya akan diekspor ke berbagai negara di Eropa. Seperti Inggris, Jerman dan Belanda.

Nuryana mengungkapkan, kisah Onong dan warga lain dalam program Jangkar, telah menunjukkan bahwa zakat telah menjadi bukti nyata dalam memberdayakan masyarakat di Indonesia, salah satunya Kabupaten Majalengka.

‘’Tentu masih banyak daerah yang harus kita berdayakan, masih banyak kebaikan dengan manfaatnya yang meluas dan perlu keberanian urun tangan baik kita,’’ tandas Nuryana. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement