Kamis 06 Jan 2022 13:09 WIB

Kuningan Dilanda 226 Bencana Sepanjang 2021

Bencana didominasi oleh tanah longsor dan angin kencang.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ilham Tirta
Sejumlah warga membersihkan rumah mereka yang tertimbun tanah akibat longsor (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Sejumlah warga membersihkan rumah mereka yang tertimbun tanah akibat longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Sebanyak 226 kejadian bencana dilaporkan terjadi di Kabupaten Kuningan sepanjang 2021. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 260 kejadian.

Meski demikian, memasuki puncak musim hujan tahun ini, masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya bencana. Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan, dari 226 bencana itu, didominasi oleh tanah longsor sebanyak 161 kejadian.

Baca Juga

Disusul angin kencang/angin puting beliung sebanyak 26 kejadian, bangunan ambruk 13 kejadian, banjir sembilan kejadian, kebakaran gedung/rumah delapan kejadian, dan gerakan tanah/pergeseran tanah tiga kejadian. Kemudian, sambaran petir, musibah orang hanyut, dan musibah orang tenggelam masing-masing dua kejadian.

"Kejadian bencana itu tersebar di 134 desa di 31 kecamatan,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, Kamis (6/1).

 

Di antara kecamatan yang mengalami kejadian bencana itu, tercatat paling banyak di Kecamatan Darma dan Ciniru, masing-masing 18 kejadian. Setelah itu, disusul Kecamatan Subang dan Cilebak, masing-masing 17 kejadian, serta Kecamatan Hantara 15 kejadian. Sedangkan kecamatan lainnya, mengalami bencana bervariasi antara 1–12 kejadian.

Dari seluruh kejadian bencana itu, tercatat ada empat korban meninggal dunia, enam jiwa mengungsi, dan 1.286 jiwa menderita. Tak hanya korban jiwa, bencana sepanjang 2021 juga menyebabkan sembilan rumah warga rusak berat, 33 rumah rusak sedang, 61 rumah rusak ringan, 156 rumah terancam, dan 78 rumah terendam.

Selain rumah, bencana tersebut juga membuat sejumlah sarana dan prasarana terdampak. Yakni, jalan 70 titik, jembatan lima titik, sawah 19,78 hektare, hutan/lahan dua hektare, sarana pendidikan empat unit, sarana ibadah tiga titik, tembok penahan tanah (TPT) 108 titik, dan sarana irigasi sembilan titik.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati,’’ tukas Indra.

Hal senada diungkapkan Forecaster Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn. Dia menyatakan pada Januari 2022 ini, Wilayah Ciayumajakuning diprakirakan memasuki puncak musim hujan.

Faiz menjelaskan, pertumbuhan awan hujan Cumulonimbus saat ini semakin meningkat. Hal itu menyebabkan potensi cuaca ekstrem juga semakin meningkat.

"Potensi cuaca ekstrim yang bisa terjadi seperti angin puting beliung, hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir serta hujan es,’’ kata Faiz.

Faiz pun meminta masyarakat mewaspadai berbagai bencana sebagai dampak dari potensi cuaca ekstrim itu. Adapun potensi bencana yang harus diwaspadai di antaranya adalah angin kencang dan puting beliung, banjir, banjir bandang maupun longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement