Senin 24 Jan 2022 15:00 WIB

Luhut Tegaskan tidak Ada Rencana Hentikan Sekolah Tatap Muka

Posisi bed occupanty ratio (BOR) di Jawa Bali, kata Luhut, jauh lebih baik.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah akan tetap melanjutkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, meski kasus Covid-19 meningkat. Luhut mengatakan, hingga saat ini belum ada kejadian luar biasa dalam penyebaran varian Omicron.

"Pembelajaran sampai saat ini tetap dilaksanakan. Kalau ada hal-hal yang luar biasa, akan diambil keputusan tersendiri. Jadi kamitidak ada rencana untuk menghentikan tatap muka, sekolah tatap muka," kata Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa Bali itu dalam keterangan pers daring hasil rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta, Senin (24/1/2022).

Baca Juga

Menurut Luhut, meski kasus harian dalam sepekan terakhir terus mengalami peningkatan, namun peningkatan kasus dinilai relatif masih terkendali. Pasalnya, jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah lebih dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak varian Delta.

Luhut menyampaikan, sejak Omicron ditemukan sebulan lalu di Indonesia, hingga saat ini belum terlihat tand kenaikan kasus yang cukup eksponensial, seperti yang terjadi di belahan negara yang lain. Posisi bed occupanty ratio (BOR) di Jawa Bali, lanjut Luhut, juga jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen.

Demikian pula kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa Bali selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang cukup rendah. Sementara itu, kasus yang disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional sehingga transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya.

"Namun sekali lagi pemerintah tetap waspada, terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1," kata Luhut.

Pemerintah, sambung dia, juga terus mewaspadai tren positivity rate. Meski secara keseluruhan, PCR dan antigen, positivity rate masih di bawah standar WHO 5 persen, tetapi positivity rate PCR sudah meningkat menjadi 9 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement