Senin 07 Feb 2022 14:51 WIB

FAGI Desak Plt Wali Kota Hentikan Kegiatan PTMT

Penyebaran kasus Covid 19 varian Omicron di Kota Bandung, semakin memprihatinkan. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pelajar mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas di SDN 065 Cihampelas, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Senin (7/2/2022). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 50 persen di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 mulai hari ini, Senin (7/2/2022). Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pelajar mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas di SDN 065 Cihampelas, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Senin (7/2/2022). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 50 persen di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 mulai hari ini, Senin (7/2/2022). Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua FAGI Jabar Iwan Hermawan melihat kondisi penyebaran kasus Covid 19 varian Omicron di Kota Bandung, semakin memprihatinkan karena terus meningkat. Saat ini, hampir di setiap sekolah ada yang positif Covid 19.

Oleh karena itu, Iwan mendesak, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM). Ini agar, penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron tak menyebabkan banyaknya klaster di sekolah.

“FAGI mendesak kepada Wali Kota Bandung, Kepala Satgas COVID-19, kepala Disdik (Dinas Pendidikan), dihentikan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dan dilanjutkan dengan PJJ (pembelajaran jarak jauh) selama 14 hari," ujae Iwan dalam siaran persnya, Senin (7/2/2022).

Menurut Iwan, penghentian PTMT tersebut sesuai dengan peraturan Wali Kota Bandung dan SKB 4 Menteri. Sebab, bila semua sekolah dites, Iwan yakin, akan banyak klaster sekolah.

"Kalau sekarang kan ada yang di tes swab secara acak dan ada yang tidak. Padahal, kalau semua sekolah melakukan tes acak, maka sepertinya setiap sekolah ada yang positif. Tapi persoalannya ada sekolah yang jujur dan tdak jujur," paparnya.

Oleh karena itu, Iwan khawatir, yang positif dan tak bergejala malah banyak yang bersekolah. Karena, varian Omicron ini memang berbeda dengan delta. 

"Kan mungkin saja orang-orang yang terpapar berkeliaran di sekolah tanpa tes PCR atau rapid antigen. Dan ini yang lebih berbahaya proses penularannya dibanding delta," katanya.

Iwan menegaskan, kalau delta jelas kelihatan ada gejalanya dan saat diperiksa hasilnya positif. "Kalau yang Omicron kan sekarang nggak. Jadi, mohon PTMT dihentikan di Kota Bandung dan dikembalikan ke PJJ selama 14 hari ini," tegasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement