Selasa 08 Feb 2022 08:03 WIB

Jabar Usulkan 35 SMK Berstatus BLUD untuk Jawab Tantangan Era Disrupsi

Proses menjadikan sejumlah SMK berstatus BLUD ini telah diupayakan sejak tahun 2021.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Dedi Supandi, mulai membuka kelas perdana Kurikulum Bisnis Digital bagi SMK Jawa Barat di SMK Negeri 1 Bogor, Selasa (11/1/2022).
Foto: istimewa
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Dedi Supandi, mulai membuka kelas perdana Kurikulum Bisnis Digital bagi SMK Jawa Barat di SMK Negeri 1 Bogor, Selasa (11/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 35 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jabar diusulkan berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan status BLUD ini, diharapkan bisa meningkatkan potensi dan keterserapan lulusan SMK dalam dunia kerja. Sehingga, bisa berkontribusi mendongkrak perekonomian Negara.  

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi menjelaskan, proses menjadikan sejumlah SMK berstatus BLUD ini telah diupayakan sejak tahun 2021 lalu. Menurutnya, bidang Keahlian SMK BLUD di Jabar, yaitu di sektor Agribisnis dan Agroteknologi, Bisnis dan Manajemen, Kesehatan dan Pekerjaan Sosial, Pariwisata, Seni dan Industri Kreatif, Teknologi dan Rekayasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi. 

Sedangkan produk unggulannya, kata dia, antara lain Sari Buah Lemon, Layanan SmeaMart, Sosis Ikan, Edotel, Jasa Photography, Pemeliharaan Kendaraan,Content Creator Multimedia. "Sebanyak 35 SMK yang diusulkan berstatus BLUD ini terpilih karena memiliki potensi dan kesiapan. Di mana terpilihnya itu berdasarkan proporsi bidang keahlian, serta keterwakilan Cabang Dinas Wilayah," ujar Dedi Supandi, Selasa (7/2/2022).

Dedi mengatakan, untuk menjawab tantangan zaman di era disrupsi ini dibutuhkan individu dengan kemampuan tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya adalah dengan mengupayakan hadirnya BLUD di sekolah.  

"Karena tujuan kita saat ini, sekolah vokasional bukan sekadar mencetak tenaga kerja yang andal. Selain itu diharapkan juga lulusannya mampu menciptakan lapangan kerja," katanya. 

Dedi menegaskan, pihaknya terus mendorong peserta didik lebih produktif baik itu dalam menciptakan inovasi terhadap barang dan jasa yang dihasilkan. Selain itu, upaya menghubungkannya dengan offtaker pun tidak kalah penting. 

"Kami juga menjembatani produk maupun jasa yang dihasilkan SMK berstatus BLUD ini agar dapat menyentuh pasar yang lebih luas," katanya. 

Sebelumnya, Dedi meninjau teaching factory di  SMKN 9 Bandung di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (3/2/2022). Pada kesempatan itu, hadiri pula Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja,

Adapun Teaching Factory yang ditinjau pada salah satu SMK yang diupayakan berstatus BLUD tersebut, yaitu mulai dari kompetensi keahlian Usaha Perjalanan Wisata, Akomodasi Perhotelan, Jasa Boga, Patiseri, Kecantikan Kulit, Kecantikan Rambut, Busana Butik, hingga Desain Komunikasi Visual. 

"Di SMKN 9 ekosistemnya sudah terbentuk. Insya Allah, bersama Kadisdik, kalau sudah jadi BLUD, kita bantu bagaimana produk-produk yang dihasilkan tersalurkan dengan baik," kata Setiawan. 

Berikut ini adalah 35 SMK yang diusulkan menjadi BLUD, yaitu SMKN 1 Cibinong Kabupaten Bogor,  SMKN 3 Kota Bogor,  SMKN 1 Kota Depok, SMKN 1 Kota Bekasi, SMKN 1 Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, SMKN 1 Majalengka,  SMKN 1 Losarang Kabupaten Indramayu, SMKN 1 Kota Cirebon,  SMKN 1 Mundu Cirebon, SMKN 1 Kuningan,  SMKN 3 Kuningan, SMKN 1 Karawang, SMKN 1 Purwakarta, SMKN 2 Subang, SMKN 1 Kota Sukabumi, SMKN 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi,  SMKN 1 Pacet Kabupaten Cianjur, SMKN 1 Kota Tasikmalaya,  SMKN 2 Kota Tasikmalaya, dan SMKN Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya.

Sekolah lainnya, kata dia, adalah SMKN 1 Ciamis,  SMKN 1 Kota Banjar, SMKN 1 Pangandaran, SMKN 2 Kota Bandung,  SMKN 3 Kota Bandung,  SMKN 6 Kota Bandung, SMKN 9 Kota Bandung, SMKN 11 Kota Bandung,  SMKN 1 Kota Cimahi, SMKN PPN Lembang Kabupaten Bandung Barat, SMKN 5 Pangalengan Kabupaten Bandung, SMKN 1 Sumedang, SMKN 1 Garut, SMKN 2 Garut,  SMKN 4 Garut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement